TEMPO.CO, London - Kelompok bisnis keluarga Bakrie diperkirakan bisa mengalami perpecahan dengan kelompok bisnis konglomerat Samin Tan. Sebab, grup Samin Tan telah mengakibatkan grup Bakrie mengalami default dalam investasi mereka senilai US$ 1 miliar di perusahaan yang tercatat di bursa London, Bumi Plc. Saat ini nilai, investasi tersebut diestimasikan turun menjadi US$ 140 juta.
Menurut enam sumber di London yang tidak bersedia disebut namanya, seperti dikutip Reuters pada 27 September 2012, ketegangan antara Bakrie dan Tan semakin memanas sejak Bumi Plc mengumumkan dugaan penyelewengan dana yang dilakukan anak perusahaan, PT Bumi Resources Tbk. Di mana Bumi Plc memiliki 29 persen saham di perusahaan itu.
Sumber itu mengatakan retaknya hubungan dua konglomerat itu akibat perseteruan antara keluarga Bakrie dengan direksi dan pendiri Bumi Plc, Nathaniel Rothschild.
Dugaan penyimpangan yang disampaikan pekan ini menambah kekhawatiran para investor Bumi Plc dan mengakibatkan harga saham di bursa London anjlok. Hanya sembilan bulan sejak Tan membeli 23,8 persen saham di Bumi Plc dari Bakrie harga saham anjlok 80 persen.
“Tan sangat marah kepada Bakrie. Bisa Anda bayangkan, jika Anda telah meminjam uang US$ 1 miliar untuk berinvestasi di suatu perusahaan dan kemudian berantakan,” ujar salah satu sumber.
Keretakan hubungan Bakrie-Tan ini jadi ironis karena keduanya sempat membuat kesepakatan senilai US$ 3 miliar yang ditandatangani pada 2010. Kesepakatan itu bertujuan membuat Bumi Plc menjadi salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia.
Sumber terpisah di Jakarta mengatakan upaya rekonsiliasi agar Bakrie dan Tan kembali rukun sudah dimulai sejak Rabu, 26 September 2012. Namun masih belum jelas apakah berhasil atau tidak.
Ketika dikonfirmasi, perwakilan keluarga Bakrie dan Tan menolak untuk berkomentar. Sumber perusahaan di London juga menolak dicantumkan namanya karena kasus ini sangat sensitif.
ABDUL MALIK
Berita Terpopuler:
Jokowi Pangkas 52 Persen Anggaran Pelantikan
Remaja Pembacok Alawy Tertangkap di Yogyakarta
Ayah FR Pengusaha di Bali
Tersangka Pembunuh Alawy Ternyata Anak Kos-kosan
Bekas Bos BNN Singapura Paksa Wanita Ini Oral Seks
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
5 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
11 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
42 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya