Tekanan Rupiah Masih Ada  

Reporter

Editor

viva

Senin, 24 September 2012 17:07 WIB

Petugas teller melayani nasabah deposito di Jakarta, Senin (12/1). Memasuki minggu kedua Januari, nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah kembali sebesar 90 point atau Rp 11.052 per dollar. TEMPO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Kembali mencuatnya kecemasan di Eropa yang memicu pelemahan mata uang tunggal Uni Eropa, euro, membuat dolar Amerika Serikat (AS) kembali diminati para pelaku pasar. Jatuhnya harga saham di bursa serta melemahnya mata uang Asia memberikan tekanan terhadap rupiah.

Di transaksi pasar uang hari ini, Senin, 24 September 2012, nilai tukar rupiah ditutup melemah 9 poin (0,1 persen) ke posisi 9.563 per dolar AS.

Tidak tercapainya kesepakatan antara Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande dalam membahas penyelesaian krisis di Eropa pekan lalu mendorong penguatan dolar AS. Survei indeks manufaktur Cina yang kembali mengalami kontraksi dalam 11 bulan terakhir membuat pasar kembali cemas akan pelambatan ekonomi di Asia sehingga mata uang regional melemah.

Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Apelles R.T. Kawengian, mengatakan, masih adanya kekhawatiran di Eropa serta data-data ekonomi AS yang akan dirilis, yang akan cenderung membaik, menjadi momentum bagi dolar AS untuk berbalik menguat.

Menjelang akhir bulan serta akhir triwulan ketiga tahun ini membuat permintaan dolar AS di pasar domestik dari para pelaku usaha cenderung meningkat guna membiayai impor maupun membayar utang dan bunganya yang jatuh tempo. Dengan demikian, dolar AS kembali menjadi lebih mahal.

“Terdepresiasinya dolar AS pekan lalu justru dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk membeli dolar Amerika di harga rendah, sehingga rupiah kini sudah kembali berada di atas 9.550 per dolar AS,” dia menuturkan.

Ketegangan antara Cina dan Jepang, demo-demo di kawasan Timur Tengah, serta masih adanya kecemasan di Eropa membuat dolar AS berbalik menguat. “Meskipun bank sentral utama dunia telah menggulirkan kebijakan pelonggaran moneter, dolar AS justru kembali menjadi mata uang safe haven karena masih banyaknya ketidakpastian,” ucapnya.

Melemahnya euro di bawah US$ 1,3 berdampak negatif terhadap mata uang Asia. Dolar Singapura sore ini melemah 0,26 persen, won Korea Selatan terkoreksi 0,19 persen, peso Filipina turun 0,36 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,69 persen, serta baht Thailand juga tergelincir 0,36 persen.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita Terpopuler:

''Strategi Sopir Taksi'' di Balik Kemenangan Jokowi

Jokowi Janji Bangun Stadion untuk Persija

FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan 7-Eleven

Penyidik KPK yang Ditarik Mengaku Diteror

Ahmad Heryawan: Lain Jokowi, Lain Ahmad

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

6 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

6 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

7 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya