Anjloknya Bumi Plc Pengaruhi Saham Bakrie Lain  

Senin, 24 September 2012 09:13 WIB

REUTERS/Enny Nuraheni

TEMPO.CO, Jakarta - Harga saham Bumi PLC yang mempunyai kode BUMIP.L dan tercatat di Bursa London akhir pekan lalu anjlok 54,2 pence (21,67 persen) menjadi 195,9 pence. Berarti saham yang dulunya bernama Vallar ltd ini telah jatuh 79,9 persen dari harga tertingginya sepanjang 52 pekan terakhir di level 973 pence, menurut data dari Reuters.

Analis dari PT Valbury Asia Securities, Alfiansyah menjelaskan, kekhawatiran perusahaan grup Bakrie akan mengalami kesulitan membayar kewajibannya yang akan jatuh tempo serta renegoisasi kontrak harga batubara di Cina membuat saham Bumi Plc anjlok lebih dari 21 persen.

Jatuhnya saham Bumi Plc tersebut merupakan harga yang pantas diterima dari para investor karena besarnya risiko yang akan terjadi. Dengan meluncurnya saham BUMIP.L membuat grup Bakrie harus melakukan top up terhadap pembayaran pinjamannya. “Belum lagi jika ada perjanjian kewajiban untuk menjaga harga saham Bumi Plc harus berada di atas level tertentu saat digadaikan sehingga akan menambah kesulitan untuk memenuhi kewajibannya,” dia memaparkan.

Kecemasan investor bahwa grup Bakrie akan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya membuat saham Bumi Plc jatuh cukup dalam. Jatuhnya saham BUMIP.L ini setidaknya akan mempengaruhi pergerakan saham di bursa domestik yang mempunyai keterkaitan seperti Bakrie & Brothers (BNBR), Bumi Resources (BUMI), serta Borneo Lumbung (BORN).

Untuk itu, Alfiansyah menyarankan kepada investor agar berhati-hati terhadap saham kelompok Bakrie karena pasti akan ada imbasnya. Setidaknya tunggu hingga ada kejelasan terhadap jatuhnya saham Bumi Plc. “Meskipun saham grup Bakrie saat ini sudah cukup murah, tapi bila masih ada risiko yang sangat besar, tidak tertutup harga saham grup Bakrie akan kembali terkoreksi.”

Pekan lalu, konsumen komoditas tambang di Cina meminta negoisasi ulang terhadap harga kontrak dan penundaan pengiriman material seiring melambatnya permintaan manufaktur Cina karena krisis utang di Eropa. Saham pertambangan sempat merosot tajam sebelum akhirnya berhasil menguat di akhir perdagangan.

Bulan Januari lalu, Bakrie & Brothers bersama Long Haul Holding Ltd sepakat menerima utang baru dari Credit Suisse AG senilai US$ 437 juta atau senilai Rp 3,93 triliun. Dari total tersebut, kredit yang diterima senilai US$ 193,969 juta atau sekitar Rp 1,745 triliun dengan tenor satu tahun dan akan digunakan untuk pembayaran utang lama (refinancing).

VIVA B. KUSNANDAR


Berita Terpopuler:
Jokowi Janji Bangun Stadion untuk Persija

FPI Segel Seven Eleven Pejaten

Jokowi Diberi Kado Sepeda Kuno

Usai Segel Seven Eleven,FPI Datangi Tempat Hiburan

FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan Seven Eleven

Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

8 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

17 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

22 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

54 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya