Rupiah Kembali Melemah  

Reporter

Editor

viva

Jumat, 21 September 2012 17:40 WIB

Uang rupiah yang akan dikirimkan ke sejumlah bank di Surabaya di kantor Bank Indonesia, Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Masih adanya permintaan dolar Amerika Serikat (AS) dari para pelaku pasar membuat rupiah kembali melemah pada transaksi akhir pekan ini. Menguatnya harga saham di bursa domestik maupun bursa regional tidak mampu mengangkat rupiah dari teritori negatif.

Nilai tukar rupiah di transaksi pasar uang hari ini, Jumat, 21 September 2012 ditutup turun 14 poin (0,15 persen) ke 9.554 per dolar Amerika Serikat (AS). Berarti dalam minggu ini, rupiah melemah 49 poin (0,51 persen) dibanding posisi pekan sebelumnya di 9.505 per dolar AS.

Head of Treasury PT BNI (Persero) Tbk, Nurul Eti Nurbaeti, menjelaskan meskipun stimulus dari bank sentral utama mulai dikucurkan, kekhawatiran para pelaku pasar terhadap perekonomian global membuat apresiasi rupiah kembali tertahan. Masih tingginya permintaan dolar AS di pasar domestik membuat rupiah tertekan kendati ada aliran dana asing yang masuk ke bursa saham dan pasar obligasi.

Setelah bank sentral utama dunia mengumumkan kebijakan menoneternya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, fokus investor kembali ke masalah fundamental. Data ekonomi dunia yang kurang bagus menahan aksi risk aversion (keberanian investor mengambil risiko) di pasar.

Kecemasan terhadap potensi meningkatnya defisit anggaran seiring naiknya kuota bahan bakar bersubsidi untuk impor minyak juga menjadi salah satu tekanan terhadap rupiah. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang membiarkan rupiah melemah untuk mendorong kinerja ekspor dan menghambat laju impor juga mengganjal apresiasi rupiah. Setelah sempat menguat hingga ke 9.450 pekan lalu, kini rupiah sudah berada di atas 9.500 per dolar AS.

Namun, “BI akan berusaha sekuat tenaga agar rupiah tidak melemah terlalu cepat hingga di atas 9.600 per dolar AS. Bila rupiah melemah terlalu tajam, juga tidak bagus bagi perekonomian,” ujarnya.

Mata uang regional sore ini cenderung menguat terhadap dolar Amerika. Dolar Singapura menguat tipis 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,08 persen, peso Philipina terapresiasi 0,08 persen, ringgit Malaysia menguat 0,24 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,06 persen.

PDAT | VIVA B. KUSNANDAR



Terpopuler:
Kedubes AS Ditutup, Perdagangan Indonesia-AS Jalan

Investor Asing Mulai Minati e-Commerce Indonesia

MUI Bantah Lobi Label Halal di UEA Gagal

Boediono Buka Indonesia International Motor Show

Rasio Utang Swasta Naik Akibat Ekspor Merosot

Dow Jones Menguat Tipis, Nasdaq dan S&P Turun

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

14 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

6 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

6 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

7 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya