Menteri Agus Balas Wacana Boikot Pajak NU  

Reporter

Senin, 17 September 2012 14:35 WIB

Agus Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Wacana boikot membayar pajak yang dilontarkan dalam musyawarah Nahdatul Ulama, menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo, bukanlah solusi untuk menyelesaian masalah.

Banyaknya kasus korupsi pajak yang terungkap, menurut dia, jangan ditanggapi dengan sikap tidak mau membayar pajak. “Pembayaran pajak itu mutlak. Penting untuk negara," kata Menteri Agus usai menghadiri pembukaan Indonesia Investment Forum 2012 di Four Season Hotel, Jakarta, Senin, 17 September 2012.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siraj, mengatakan salah satu poin yang dibahas dalam musyawarah Nahdlatul Ulama yang berlangsung Ahad kemarin hingga hari ini adalah fatwa untuk pajak. Banyaknya duit pajak yang dikorupsi membuat kewajiban membayar pajak perku dikaji ulang.

Agus menjelaskan banyaknya kasus korupsi yang terungkap ke media karena pemerintah saat ini sudah menjalankan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Menurut dia, saat ini masyarakat dapat melihat anggaran keuangan pemerintah, laporan, dan bagaimana penyusunan RAPBN.

"Jadi akibatnya, banyak sekali penindakan hukum karena transparansi. Kalau sebelumnya tidak transparan, masyarakat tentu tidak tahu," Menteri Agus mengatakan.

Menteri Agus kemudian merinci banyaknya pejabat negara yang berurusan dengan hukum karena tersangkut kasus korupsi, baik pejabat di pemerintahan daerah maupun di pusat. Sejak 2005 hingga 2011, katanya, sudah 50 persen dari 524 pejabat di pemerintahan daerah yang harus berurusan dengan hukum akibat korupsi. “Bila pemerintah sekarang mengajak untuk transparan dan akuntabel, tolong direspon dan dukung dengan membantu penegakan hukum untuk Indonesia yang lebih baik."

Ia menambahkan pemerintah sudah melakukan reformasi birokrasi, salah satunya dengan menyesuaikan remunerasi para pegawai dan pejabat pemerintah. Kebijakan itu dinilai sebagai dasar bagi pemerintah untuk melakukan tindakan tegas terhadap pegawai yang nakal. "Ingat, masih banyak koruptor yang harus ditindak," ucapnya.

Menurut mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini, saat ini Indonesia masih dalam tahap proses menjadi negara yang bersih dari korupsi. Menteri Agus meminta agar semua pihak pengawal proses pengadilan terhadap kouptor agar diberikan hukuman yang maksimal. "Misalnya memberi hukuman mati kepada koruptor jika disetujui di undang-undang. Jangan saat proses menuju baik ini berjalan, kita malah berhenti membayar pajak," katanya.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Berita terpopuler lainnya:
Terus Dikorupsi, NU Siap Boikot Pajak

Soal Pajak, Presiden SBY Kaji Rekomendasi NU

NU Ancam Boikot Pajak, Presiden SBY ''Gerah''?

NU Bolehkan Hukum Mati Koruptor

NU Minta Pilkada Dihapus

Berita terkait

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

1 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

1 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

2 hari lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

12 hari lalu

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

18 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

20 hari lalu

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

Keputusan berdasar pada Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang jadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

21 hari lalu

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?

Baca Selengkapnya

PBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024

37 hari lalu

PBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024

KPU menetapkan Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024. Begini tanggapan PBNU dan PP Muhammadiyah, dua ormas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

38 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

47 hari lalu

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersaudara, keduanya putra K.H. Muhammad Cholil Bisri.

Baca Selengkapnya