Bumi Resources Minerals Miliki 292 Juta Ton Emas di Gorontalo

Reporter

Rabu, 12 September 2012 17:04 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk, memperkirakan sebanyak 292 juta ton bijih tembaga serta emas berada di tambang anak usahanya yang berlokasi di Gorontalo. Estimasi sumber daya yang dilakukan SRK Consulting (Australasia) Pty Ltd, Australia, ini berlangsung pada lokasi Cabang Kiri dan Sungai Mak.

"Kedua lokasi ini merupakan bagian dari konsesi tambang yang dioperasikan PT Gorontalo Minerals," jelas Vice President Investor Relations Herwin W. Hidayat dalam rilis yang diterima Tempo, Rabu, 12 September 2012.

Berdasarkan laporan SRK, lokasi tambang di Cabang Kiri dan Sungai Mak memiliki total sumber daya bijih sebesar 292 juta ton dengan rata-rata kadar kualitas 0,5 persen untuk tembaga dan 0,47 g/t untuk emas. Di Sungai Mak, terdapat tiga domain, antara lain Supergene Cu-Au dengan jumlah sumber daya sebesar 84,3 juta ton, domain Hypogene Cu-Au sebesar 72,2 juta ton, dan Oxide Au sebesar 11,5 juta ton. Sementara di Cabang Kiri terdapat sumber daya sebesar 124 juta ton.

Laporan SRK mengenai estimasi sumber daya mineral yang berdasarkan standar Joint Ore Reserve Comittee itu, menurut Herwin, diharapkan dapat menambah nilai terhadap konsesi tambang tembaga dan emas yang dikelola Bumi Resources Mineral di Gorontalo. PT Gorontalo Minerals merupakan anak usaha Bumi Resources Mineral dengan 80 persen saham kepemilikan di dalamnya. Sisanya, sebanyak 20 persen, dikuasai PT Anek Tambang (Persero) Tbk.

Menurut Herwin, dengan estimasi ini, diyakinkan telah meningkatkan nilai komersial dari tambang tembaga dan emas itu. Selain di Sungai Mak dan Cabang Kiri, ada beberapa potensi sumber daya mineral yang dioperasikan oleh Gorontalo Mineral, namun belum dieksplorasi. "Di antaranya di Kayu Bulan, Tubalolo, Cabang Kanan, dan lokasi lainnya," katanya.

Estimasi sumber daya mineral yang dikeluarkan perseroan pada hari ini mengangkat saham emiten dengan kode efek BRMS itu. Pada perdagangan Rabu, 12 September 2012, saham BRMS ditutup menguat 5 poin atau 1,19 persen ke level Rp 425 per saham.

SUTJI DECILYA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

43 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya