Wall Street Kembali Ditutup Datar

Reporter

Editor

viva

Kamis, 6 September 2012 07:22 WIB

Seorang pemain saham di Bursa Efek New York, Wall Street (24/11).Para investor menghetikan perdagangan saham, setelah rugi Senin kemarin, akibat melemahnya dolar. AP/Richard Drew

TEMPO.CO, New York - Saham di bursa Wall Street pada perdagangan Rabu, 5 September 2012 waktu setempat kembali beragam dan ditutup tipis karena para investor masih enggan bertaruh dalam jumlah besar menjelang pertemuan penting dari Bank Sentral Eropa (ECB). Para investor berharap ECB akan mengumumkan kebijakan baru untuk mengurangi dampak krisis utang zona Eropa.

Laporan dari media mengungkapkan bahwa para pembuat kebijakan kawasan Eropa akan mengungkapkan rencana pembelian obligasi untuk menurunkan biaya pinjaman yang telah melumpuhkan perekonomian zona Eropa, tetapi belum mampu mengangkat harga saham.

Bursa Amerika Serikat dibuka lebih rendah karena terbebani jatuhnya harga saham FedEx (FDX) setelah perusahaan menurunkan prospek laba kwartalannya karena melambatnya perekonomian global.

FedEx dianggap sebagai indikator ekonomi karena perannya sebagai perusahaan pengiriman terbesar kedua di dunia yang melayani lintas negara. Sahamnya turun 2,4 persen menjadi US$ 85,80, sedangkan United Parcel Services (UPS) turun 2,4 persen menjadi US$ 71,94 sehingga indeks Dow Jones transportasi turun 1,1 persen.

“Diturunkannya prospek laba FedEx hanya merupakan salah satu peringatan melambatnya perekonomian global yang kita hadapi saat ini,” kata Leo Grohowski, kepala informasi dari BNY Mellon Wealth Management di New York.

Dalam perdagangan semalam indeks Dow Jones industri ditutup naik 11,54 poin (0,09 persen) ke posisi 13.047,48. Sedangkan indeks S&P 500 turun tipis 1,5 poin (0,011 persen) ke 1.403.44, dan indeks saham teknologi Nasdaq juga terkoreksi 5,79 poin (0,19 persen) menjadi 3.069,27. Sekitar 5,4 miliar saham yang diperdagangkan di bursa Amerika dan Nasdaq, jauh di bawah rata-rata harian tahun lalu 7,84 miliar lembar.

Sumber Reuters di bank sentral mengatakan, bahwa ECB siap untuk melepas status seniorotas obligasi pemerintah yang membeli di bawah program baru yang sudah diatur untuk menyetujui ada pertemuan Dewan hari ini. Pihak oposisi di bank Sentral Jerman berhadap agar ECB berhati-hati mengungkapkan besaran obligasi yang akan dibeli,

Saham Nokia kembali anjlok US$ 0,45 (15,9 persen) menjadi US$ 2,38 karena ponsel pintar baru mereka, Lumina gagal untuk mengesankan konsumen dan tetap dikuasai oleh Apple dan Samsung. Sementara saham Facebook berhasil melonjak hampir 5 persen dari titik terendahnya sepanjang waktu setelah perusahaan tidak akan menjual sahamnya untuk menutupi tagian pajak hampir US$ 2 miliar, dan mengatakan akan memungkinkan karyawan untuk menukarkan sahamnya dalam bentuk tunai lebih awal dari jadwal.

REUTERS / VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

8 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

40 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya