TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Chatib Basri membenarkan jika ekonomi domestik tumbuh tinggi, maka defisit neraca berjalan bisa melebar. Adapun pada 2012, Chatib memperhitungkan defisit bakal berada di bawah 3 persen.
"Di 2013, kalau pertumbuhannya tinggi, potensinya akan melompat lagi setelah itu akan (membaik), polanya akan begitu," ujar Chatib sela-sela acara silaturahim Lebaran di kediamannya, Ahad, 19 Agustus 2012.
Chatib menilai wajar jika neraca berjalan mengalami defisit ketika realisasi investasi tinggi. Pada masa awal pembangunan pabrik, impor meledak, utamanya impor mesin. Adapun ekspor baru terkerek naik setelah mesin siap produksi. Dengan logika ini, Chatib memandang defisit neraca berjalan akan mengecil dalam jangka waktu menengah-panjang. "Jadi kalau dilihat keseluruhan, mestinya oke," ucapnya.
Namun, Chatib memberi catatan, defisit neraca berjalan akan membaik jika kondisi ekonomi dunia juga membaik. "Kalau pertumbuhan turun, hasil produksi mau dijual ke mana, dalam negeri lagi, kalau dalam negeri lagi, pendapatan dalam rupiah, bayar impor (pakai valuta asing)," kata dia. Untuk itulah, pemerintah terus mengupayakan agar produksi komponen teknologi bisa berkembang di dalam negeri.
Terkait dengan target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,8 persen pada 2013, dinilai Chatib bisa saja tercapai jika kondisi ekonomi dunia benar-benar membaik. Mengacu pada perhitungan Bank Dunia, ia meyakini meski ekonomi dunia memburuk, kondisi ekonomi Indonesia tak akan terpukul jatuh. "Angkanya relatif bagus," ucapnya.
Meski begitu, Indonesia tetap harus mewaspadai dampak ketidakpastian ekonomi Eropa. Jika ketidakpastian tinggi, Eropa akan mulai kebijakan dengan memotong nilai kredit ke Asia, Korea, Taiwan, Hong Kong dan Singapura.
Meski Indonesia tak terkena dampak langsung, Indonesia mesti berhati-hati dengan dampak tak langsung. "Masalahnya, banyak perusahaan di Indonesia yang pembiayaannya dari Hong Kong dan Singapura. Hati-hati dengan itu," ujarnya. Kondisi ini mesti jadi perhatian di paruh pertama 2013.
MARTHA THERTINA
Berita Terpopuler:
Guru SD Unggah Foto Telanjang di Facebook
Ada Spanduk Dukungan Foke di Tempat Pemakaman
Ketua Komisi Yudisial: Kartini dan Heru Bandit
Diajak Sungkeman, Cucu SBY Malah Ngumpet
Boediono Kunjungi Mega, Open House Bubar
Djan Faridz dan Fauzi Bowo Akur di Istana
Polisi Telusuri Kelompok Sakit Hati
Warga Diminta Tenang, Target Penembakan Adalah Polisi
Spanduk di Kuburan, Panwaslu Akan Surati KPU
Trio Macan2000 Sampaikan Lebaran Lewat Twitter
Berita terkait
Ekonom Ungkap Bahaya Defisit Anggaran Melebar, Tambah Utang Lagi
27 Februari 2024
Pemerintah memperkirakan defisit anggaran pada 2024 akan melebar menjadi 2,8 persen terhadap PDB. Tambah utang lagi.
Baca SelengkapnyaAPBN Defisit Rp 169,5 Triliun, Sri Mulyani Yakin Akhir Tahun Lebih Baik
25 November 2022
Sri Mulyani menuturkan defisit APBN akan terjadi sampai akhir tahun, namun angkanya membaik dan masih sesuai dengan target dalam Perpres.
Baca SelengkapnyaDefisit APBN Tahun Depan 2,48 Persen, PKS Ingatkan Sri Mulyani soal Tumpukan Utang
27 September 2022
Proyeksi defisit APBN ini lebih rendah dari rancangannya yang sebesar 2,85 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Defisit APBN Rp 138,1 T hingga April 2021
24 Mei 2021
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN mencapai Rp 138,1 triliun hingga akhir April 2021.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Sebut Defisit APBN Turun Terlalu Cepat Berbahaya
4 Juni 2020
Kepala BKF menyatakan penurunan defisit APBN dilakukan secara bertahap.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Defisit APBN Akan Melonjak Jadi Rp 1.039,2 T
3 Juni 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN 2020 akan meningkat menjadi Rp 1.039,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPenanganan Corona Tak Pasti, Defisit APBN Diprediksi Melebar Lagi
19 Mei 2020
Defisit APBN 2020 masih dipenuhi ketidakpastian karena wabah Corona alias Covid-19 di Tanah Air tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaDefisit APBN Hingga Akhir Tahun Diprediksi Sekitar 2 Persen
25 Oktober 2019
Defisit APBN 2019 diperkirakan berada di kisaran 2 - 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto.
Baca SelengkapnyaDefisit APBN Semester I 2019 Melebar Menjadi Rp 183,71 Triliun
26 Agustus 2019
Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN sepanjang semester I 2019 melebar.
Baca SelengkapnyaJokowi Targetkan Defisit Anggaran 2020 1,76 Persen dari PDB
16 Agustus 2019
Dalam pidato RAPBN 2020, Jokowi menyebut defisit anggaran direncanakan sebesar 1,76 persen dari PDB.
Baca Selengkapnya