Pemerintah Diminta Waspadai Permintaan Dolar

Reporter

Editor

Senin, 13 Agustus 2012 05:10 WIB

REUTERS/Cheryl Ravelo

TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah diminta mewaspadai melonjaknya impor. Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Destri Damayanti, mengatakan Bank Indonesia sudah memberi sinyal bahwa permintaan terhadap dolar melonjak akibat membanjirnya impor.

"Ada permintaan berlebihan terhadap dolar, ekonomi tumbuh cepat, investasi melonjak. Pemerintah harus membatasi impor, termasuk barang modal dan bahan baku," katanya.

Pekan lalu, Bank Indonesia menelurkan empat langkah menghadapi defisit neraca transaksi berjalan. Salah satunya adalah menaikkan suku bunga fasilitas simpanan Bank Indonesia (FasBI).



Menurut Destri, kenaikan suku bunga simpanan adalah peringatan dari bank sentral terhadap impor dan kebutuhan dolar yang tinggi.

Dia menyarankan agar pemerintah menekan impor minyak, bahan baku, dan barang modal untuk konsumsi domestik. Sebaliknya, industri hilir harus dikembangkan. "Kalau tidak melakukan apa-apa, stabilitas currency dan inflasi bisa terganggu. Ekonomi tumbuh terus, impor terus naik, rupiah terdepresiasi," katanya.

BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Bank sentral juga memutuskan mempersempit koridor bawah operasi moneter dengan menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis point dari 3,75 persen menjadi 4 persen.

Ekonom Mirza Adityaswara mengatakan defisit transaksi berjalan bisa menambah sentimen negatif investor terhadap Indonesia. "Bila investor melihat ini terjadi secara berturut-turut, mereka mulai ragu," katanya.

Memburuknya perekonomian di sejumlah negara ikut memukul neraca perdagangan Indonesia. Catatan Badan Pusat Statistik menunjukkan defisit neraca perdagangan pada Juni mencapai US$ 1,32 miliar, atau terbesar sepanjang lima tahun terakhir.

Meski defisit terus melebar dalam beberapa bulan terakhir, Bank Indonesia memprediksi pada semester II 2012 defisit transaksi berjalan akan turun ke sekitar 2 persen dari kuartal II 2012. Pada kuartal kedua lalu, defisit transaksi berjalan mencapai US$ 6,9 miliar atau setara dengan 3,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan tidak ada batas wajar bagi defisit transaksi berjalan. "Pokoknya kalau defisit kurang bagus," ujarnya.

Pemerintah dan Bank Indonesia sejatinya sudah melakukan serangkaian upaya untuk mencegah melebarnya defisit. Bank sentral menelurkan empat langkah. Begitu pula pemerintah yang meramu beragam jurus. "Kami menganalisis, defisit transaksi karena barang modal meningkat. Tapi, sifatnya sementara dan kami akan melakukan sejumlah upaya," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, akhir pekan lalu.

Dari sisi perpajakan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tax holiday. Kebijakan ini bertujuan mendorong investasi yang dapat menghasilkan barang modal untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Pemerintah juga membebaskan bea masuk untuk mengurangi ketergantungan impor barang jadi.

Di sektor pertambangan, pemerintah akan menyelesaikan status clean and clear sekitar 4.000 perusahaan tambang di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pemerintah mengeluarkan pula peraturan bea masuk anti-dumping dan pengamanan yang bertujuan melindungi industri dalam negeri akibat melonjaknya impor barang sejenis.

Hatta mengatakan pemerintah akan memperkuat kebijakan industri pengolahan yang dapat mengurangi ketergantungan pada barang modal, bahan baku, dan bahan penolong untuk mendukung pemenuhan pohon industri nasional. "Dalam jangka menengah, kebijakan pemerintah diarahkan agar ketergantungan terhadap impor semakin berkurang dan mendorong ekspor," katanya.

MARTHA THERTINA | GUSTIDHA | DEWI RINA



Terpopuler:
Indonesia Harus Waspadai Ancaman Krisis Ekonomi

Produsen Kopi Akan Keluarkan Sertifikat Bersama

Blok Cepu Terhambat, SBY Panggil Bupati Bojonegoro

Air Asia dan Garuda Buka Rute Baru Ke Lombok

Kedelai Lokal Tidak Dilirik Pengusaha Tahu Tempe

Tata Niaga Kedelai Tunggu RUU Pangan

Pemerintah Lemah Awasi Impor Daging Sapi

Penghematan, Pelni Ganti Solar ke Gas

Empat Langkah Atasi Defisit Neraca Berjalan Indonesia

Pemerintah Gelar Sidak BBM Jelang Lebaran

Berita terkait

Mengenal Apa Itu Forex, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Forex, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

Forex adalah jual beli mata uang asing yang cukup populer dan berpeluang memberikan keuntungan besar. Ketahui pengertian, fungsi, dan jenisnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Devaluasi dan Fungsinya untuk Ekonomi Negara

16 November 2023

Mengenal Devaluasi dan Fungsinya untuk Ekonomi Negara

Devaluasi adalah kebijakan pemerintah suatu negara untuk secara sepihak menentukan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang lain.

Baca Selengkapnya

Ketahui Nilai Mata Uang Euro dan Negara yang Menggunakannya

16 Oktober 2023

Ketahui Nilai Mata Uang Euro dan Negara yang Menggunakannya

Mata uang Euro banyak digunakan oleh negara-negara uni Eropa. Nilai mata uang Euro sendiri terhadap rupiah cukup tinggi. Berikut informasinya.

Baca Selengkapnya

Gairah Baru Bisnis Bus

4 Januari 2023

Gairah Baru Bisnis Bus

Perusahaan otobus (PO) kian giat menawarkan layanan baru, salah satunya bus sleeper,

Baca Selengkapnya

Rupiah Dibuka Menguat di Posisi Rp 15.195

30 September 2022

Rupiah Dibuka Menguat di Posisi Rp 15.195

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih lebih baik ketimbang negara lain.

Baca Selengkapnya

Kenali 11 Mata Uang Negara ASEAN sebelum Berwisata ke Asia Tenggara, Berapa Kurs Rupiahnya?

24 September 2022

Kenali 11 Mata Uang Negara ASEAN sebelum Berwisata ke Asia Tenggara, Berapa Kurs Rupiahnya?

Sebelum leancong ke nagara Asia Tenggara, ketahui dulu 11 mata uang negara ASEAN berikut kurs mata uang dengan rupiah saat ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Masih Loyo di Tengah Kenaikan Suku Bunga, Ini Kata Ekonom

23 September 2022

Rupiah Masih Loyo di Tengah Kenaikan Suku Bunga, Ini Kata Ekonom

Kemarin, BI mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Bayar Impor Mudah dengan KlikBCA Bisnis

16 Desember 2021

Bayar Impor Mudah dengan KlikBCA Bisnis

KlikBCA Bisnis menyediakan layanan transfer 14 mata uang dengan biaya ringan dan kurs cantik.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Melemah di Level 14.580 per Dolar AS, Ini Tiga Penyebabnya

8 April 2021

Kurs Rupiah Melemah di Level 14.580 per Dolar AS, Ini Tiga Penyebabnya

Kurs rupiah berada di posisi 14.580 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis, 8 April 2021.

Baca Selengkapnya

Di Luar Prediksi, Kurs Rupiah Menguat di 13.986 per Dolar AS

10 Februari 2021

Di Luar Prediksi, Kurs Rupiah Menguat di 13.986 per Dolar AS

Pada pukul 11.23 siang hari ini kurs rupiah menguat 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp 13.986 per dolar AS.

Baca Selengkapnya