Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rupiah Masih Loyo di Tengah Kenaikan Suku Bunga, Ini Kata Ekonom

image-gnews
Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan kebijakan suku bunga agresif yang ditunjukkan Bank Indonesia kemarin tidak serta-merta mempengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan terhadap pasar keuangan domestik. Kemarin, BI mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.

"Suku bunganya lebih tinggi dari ekspektasi pasar sedemikian berpotensi mendukung penguatan rupiah terbatas. Namun, di sisi lainnya, terdapat potensi yield SUN meningkat terbatas," kata Josua saat dihubungi, Jumat, 23 September 2022.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih lesu di atas Rp 15 ribu per dolar Amerika pada akhir pekan ini. Di pasar spot hingga pukul 10.26 WIB, rupiah masih bertengger di level Rp 15.025 per dolar, melemah tipis sekitar 0,01 persen dari penutupan perdagangan kemarin Rp 15.023 per dolar Amerika.

Menurut Josua, investor tidak semata-mata mempertimbangkan nominal spread dari kebijakan suku bunga acuan atau spread dari nominal imbal hasil (yield) obligasi. Investor akan mempertimbangkan juga real yield dan real policy rate. Dengan kata lain, mereka melihat seberapa efektif kenaikan suku bunga dapat cepat mengendalikan inflasi. 

"Investor pada akhirnya juga mempertimbangkan kredibilitas dari suku bunga bank sentral untuk meredam inflasi. Dan mempertimbangkan peringkat utang pemerintah Indonesia yang investment grade dan dengan kondisi fundamental saat ini yang solid," ujar Josua.

Karena itu, momentum pertumbuhan ekonomi masih bisa terjaga di tengah kenaikan suku bunga. Ini yang menjadi pertimbangan dari investor untuk terus masuk ke pasar keuangan domestik. 

"Jadi kesimpulannya, spread dari nominal yield dan spread policy rate bukanlah satu-satunya indikator yang dipertimbangkan oleh investor," ucap Josua. 

Dengan policy mix moneter dan fiskal yang ditujukan untuk mengelola stabilitas perekonomian, kebijakan ini diharapkan dapat tetap mendorong daya tarik investasi ke pasar keuangan domestik. Sehingga, foreign capital flow yang mendukung perekonomian domestik bakal dapat terdorong untuk masuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian, Josua menganggap kebijakan agresif bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan Fed Fund Rate hingga ke level 4,5 persen akan berdampak ke dalam negeri. BI diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuannya terus hingga level 5-5,25 persen sampai akhir tahun.

"Dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupuah yang pada akhirnya mendukung kondisi pasar SBN agar tidak makin melemah," kata dia.

Selain itu, kebijakan operation-twist dari BI menjaga daya tarif pasar keuangan Indonesia. Kebijakan yang sudah mulai dilaksanakan sejak Agustus lalu itu membatasi kenaikan yield tenor jangka panjang serta mendorong daya tarik SUN dengan tenor jangka pendek.

Kemudian, upaya pemerintah menjaga defisit APBN 2022 agar lebih rendah dari 4 persen terhadap PDB untuk mengarahkan defisit APBN 2023 maksimal 3 persen terhadap PDB pun akan turut mendorong daya tarik investor. Apalagi, sebagian negara lain masih diliput isu tingginya rasio utang dan defisit fiskal. 

"Dari beberapa faktor tersebut, maka pergerakan yield 10 tahun hingga akhir tahun diperkirakan akan berkisar 7-7,5 persen," kata Josua.

Baca Juga: Terpopuler Bisnis: Sri Mulyani Sebut Tantangan Fiskal Usai Pandemi, Rupiah Kian Tertekan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

2 menit lalu

Foto salah satu gerai Rejuve yang diunggah oleh pemilik akun @dbrahmantyo di media sosial X (dahulu Twitter) pada Senin, 6 Mei 2024. Kasir gerai tersebut dipersoalkan karena menolak pembayaran dengan uang kertas (Sumber: Twitter).
Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai


Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

5 jam lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.


Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. TEMPO/Tony Hartawan
Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.


Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

16 jam lalu

Head Consumer Funding & Wealth Business Bank Danamon, Ivan Jaya, saat ditemui di Menara Danamon, Jakarta Selatan pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen


Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

20 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.


Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

1 hari lalu

Sawit menjadi salah satu andalan penghasil devisa bagi ekonomi Indonesia dengan pemasukan ratusan triliun setiap tahunnya.
Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.


LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. ANTARA
LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.


Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Ilustrasi mata uang dolar AS. ANTARA/Andika Wahyu
Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.


Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.


Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat menghindar dari kejaran wartawan kepresidenan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. Suahasil Nazara tidak menjawab pertanyaan wartawan terkait isu rencana mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan. TEMPO/Subekti.
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.