TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat Firman Soebagyo mendesak pemerintah membuat kebijakan perlindungan terhadap peternak sapi perah. Salah satunya dengan menerapkan bea masuk tinggi terhadap impor bahan baku susu dan susu olahan siap konsumsi.
"Selama ini, pemerintah sudah tergerus arus liberalisasi perdagangan, padahal rakyatnya belum siap," kata dia kepada Tempo, Senin, 6 Agustus 2012.
Menurut Firman, nilai bea masuk yang layak untuk bahan baku susu dan produk susu olahan minimal 20 persen. Ia memandang kebijakan ini bisa mendorong peningkatan produksi dan kesejahteraan peternak.
Sebelumnya, Dewan Persusuan Nasional mengajukan empat tuntutan kepada pemerintah terkait perlindungan produk susu dan peternak sapi perah lokal. Tuntutan pertama, yakni memberlakukan kembali kebijakan ekualisasi dalam importasi susu dan penyerapan susu segar. Tuntutan kedua ialah menaikkan bea masuk dari 5 persen menjadi minimal 15 persen untuk bahan baku susu serta bea masuk di atas 20 persen bagi susu olahan yang siap dikonsumsi.
Sedangkan tuntutan ketiga ialah pemerintah harus mengendalikan harga susu terkait dengan harga impor dan serapan industri. Tuntutan terakhir adalah diberlakukannya Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1985 tentang Koordinasi Pembinaan dan Pengembangan Persusuan Nasional.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Gunaryo, mengatakan, pemerintah bisa saja menaikkan bea masuk bahan baku maupun susu siap minum. Namun, hal ini bisa dilakukan selama pasokan dalam negeri memadai. “Jika masih tergantung produk impor, konsumen akan terbebani kenaikan harga," katanya.
ROSALINA
Terpopuler:
Pemerintah Siap Bangun Infrastruktur Listrik untuk Mobil Listrik
Jakarta Akan Punya 10 Stasiun Mobil Listrik
Komisi VI DPR Desak Pemerintah Evaluasi KUR
Pemerintah Rencanakan HPP untuk Kedelai
Data Ekonomi Tak Banyak Pengaruhi Rupiah
Indeks Coba Gapai Level 4.100
Carrefour Keluhkan Pasokan Daging
Indonesia Terlalu Tergantung Ekspor Komoditas
XL Raih Pinjaman dari Bank Mandiri Rp 2,5 Triliun
Rupiah Menguat ke 9.453 Per Dolar AS
Berita terkait
RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
14 hari lalu
Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.
Baca SelengkapnyaSusu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?
20 hari lalu
Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.
Baca Selengkapnya5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan
49 hari lalu
Setidaknya ada lima tanda-tanda kucing akan melahirkan. Di antaranya terjadi perubahan perilaku dan nafsu makan.
Baca Selengkapnya3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa
55 hari lalu
Susu pilihan yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya.
Baca Selengkapnya5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh
57 hari lalu
Selama ribuan tahun, susu telah menjadi bagian dari diet global, terutama susu yang berasal dari sapi, domba, dan kambing.
Baca SelengkapnyaBebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart
15 Maret 2024
Pojok Susu di Flagship Store Alfamart dihadirkan untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan premium bagi si Kecil dan Ibu
Baca SelengkapnyaProgram Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya
25 Februari 2024
Program makan siang gratis dianggap bisa berpotensi meningkatkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok. Mengapa?
Baca SelengkapnyaPerhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak
21 Februari 2024
Permasalahan gizi seperti kekurangan zat besi masih menghantui anak-anak Indonesia. Simak 4 tips memilih susu untuk anak.
Baca Selengkapnya4 Tips Minum Kopi agar Tidak Sakit Perut
30 Januari 2024
Sakit perut setelah minum kopi bisa berupa munculnya rasa nyeri, mulas, kembung, gejala refluks asam lambung, atau keinginan untuk buang air besar.
Baca SelengkapnyaIni Penyebab dan Faktor Risiko Intoleransi Laktosa
23 Januari 2024
Berikut tiga jenis intoleransi laktosa dengan faktor penyebab yang berbeda.
Baca Selengkapnya