PPA Minta BNI Akuisisi Bank Permata

Reporter

Editor

Jumat, 30 April 2004 17:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Perusahaan Pengelola Aset (PPA) meminta PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengakuisisi atau mengambil alih PT Bank Permata Tbk. Sebagai pengelola Bank Permata, PPA tetap mempersilahkan merger antar kedua bank pemerintah ini melalui mekanisme divestasi. "Jadi siapapun yang mau melakukan merger terhadap Bank Permata atau meminangnya harus membayar dulu kepada pemerintah," kata Direktur Utama PPA, Mohammad Syahrial, di kantor PPA, Jakarta, Jumat (30/4). Menurutnya, proses merger ini ada kemungkinan terjadi. Apalagi, tambahnya, pihak yang meminang itu adalah bank pemerintah. Menurutnya, keputusan bergabungnya dua bank pemerintah ini tergantung pada kesepakatan pemerintah. "Saya selaku pengelola aset tidak mempunyai hak untuk mengatakan merger itu tidak boleh. Tapi saya harus menyiapkan opsi yang terbaik," kata dia. Ia mengatakan, saat ini PPA belum membuat opsi soal divestasi ini karena belum menunjuk penasihat keuangan dan penasihat hukum. Menurutnya, PPA akan mengundang penasihat keuangan dan hukum ini minggu depan. Selanjutnya akan dilakukan tender terhadap penasihat itu.Syahrial memaparkan, ada beberapa kemungkinan pola penjualan yang akan dilakukan dalam proses divestasi Bank Permata ini. Pertama, Bank Permata dijual dengan menggunakan pola lama yang sudah disetujui secara prinsip oleh DPR, yakni 51 persen dijual ke investor strategi dan 20 persen dijual melalui pasar modal kepada investor terpilih (market placement). Kedua, kata dia, Bank Permata bisa saja dijual dengan pola 71 persen secara langsung dan menggunakan harga premium. Terakhir, pemerintah bisa saja melepaskan kepemilikan 97 persen saham Bank Permata untuk diserahkan kepada investor. "Tapi dengan harga sangat super premium," kata dia. Syahrial mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu persetujuan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR untuk penjualan saham Permata. Sebelumnya, kata dia, PPA bersama dengan penasihat keuangan akan mengkaji waktu yang tepat untuk melakukan divestasi. Proses divestasi ini, tegas Syahrial, harus mengacu pada empat prinsip PPA. Pertama, kata dia, harus ada uang baru yang masuk atau membantu menurunkan obligasi rekap Bank Permata. Untuk itu, lanjutnya, PPA tidak keberatan kalau pembayarannya melalui obligasi rekap Bank Permata. Saat ini, Bank Permata memiliki obligasi rekap senilai Rp 10 triliun. Menurutnya, pembayaran dengan obligasi rekap ini bisa menjaga membantu struktur obligasi negara. "Mekanismenya cash payment atau pembayaran obligasi, itu terserah. Silakan mau bayar pakai obligasi negara juga kami tidak keberatan," kata dia. Prinsip lain dalam merger, kata Syahrial, harus memberikan nilai tambah kepada pemerintah, selain uang yang baru masuk itu. Ketiga, harus dipertimbangkan adanya penggabungan kultur dua perusahaan yang dimerger yang akan memakan waktu yang cukup lama. "Supaya bank yang merger menjadi bank yang efisien," kata dia.Terakhir, kata dia, yang paling penting adalah konsep satu tambah satu sama dengan tiga. "Tapi, angka tiga itu harus kita rasakan sekarang, bukan tiga tahun mendatang. Mendingan satu tambah satu sama dengan dua, tapi dirasakan sekarang daripada tiga tapi dirasakan tiga kemudian. Jadi ada konsep present value money," kata dia. Berdasarkan proposal BNI yang sudah dikaji dan masuk ke PPA, Syahrial mengatakan, BNI mengajukan pertukaran saham (share swap). Namun, Syahrial yakin bahwa BNI akan melakukan merger dengan memberikan nilai tambah kepada pemerintah. "Saya rasa Pak Sigit (Direktur Utama BNI) orang yang profesional dan mengerti sekali bagaimana meningkatkan nilai tambah. Mungkin belum dikemukakan dalam proposal," kata dia. Menurutnya, niat BNI untuk melakukan merger dengan Permata sangat baik untuk memberikan kontribusi dalam arsitektur perbankan Indonesia. Ia menegaskan, proses merger BNI-Permata jangan sampai merugikan pemerintah dan Bank Permata sendiri. "Kalau share swap mungkin agak step backward (langkah ke belakang) sektor perbankan," kata dia.Menurutnya, saat ini beberapa investor sudah ada yang menyatakan minat terhadap Permata. Sehingga, Syahrial optimis divestasi Permata akan dilaksanakan dengan harga yang premium dan memberikan tambahan kepada negara. "Ini price to book value sangat tinggi," kata dia. Yandi M Rofiandi - Tempo News Room

Berita terkait

Daftar Lowongan Kerja BUMN dan Swasta dengan Tenggat 31 Januari 2024

20 Januari 2024

Daftar Lowongan Kerja BUMN dan Swasta dengan Tenggat 31 Januari 2024

Peluang lowongan kerja terbuka untuk Anda dengan pendidikan minimal SMA dan S1 yang baru lulus (fresh graduate) maupun yang sudah berpengalaman.

Baca Selengkapnya

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

10 Januari 2024

Cara Menutup Kartu Kredit BNI, Bisa Lewat Kantor Cabang hingga Call Center

Bagi Anda yang ingin menutup kartu kredit BNI, bisa mengikuti beberapa cara ini. Simak cara menutup kartu kredit BNI yang aman dan cepat.

Baca Selengkapnya

BNI Raih Dua Penghargaan Bergengsi 2023

16 Desember 2023

BNI Raih Dua Penghargaan Bergengsi 2023

BNI berhasil memperoleh penghargaan dari Euromoney Cash Management Survey 2023 dan Alpha Southeast Asia Awards 2023.

Baca Selengkapnya

BNI Dukung OJK Perkuat Literasi Keuangan

13 Desember 2023

BNI Dukung OJK Perkuat Literasi Keuangan

BNI mendukung penguatan literasi keuangan masyarakat dalam menggunakan berbagai layanan jasa perbankan secara bijak.

Baca Selengkapnya

Promo Spesial Harbolnas 12.12 untuk Pengguna Kartu BNI

12 Desember 2023

Promo Spesial Harbolnas 12.12 untuk Pengguna Kartu BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menggelar promo menarik pada Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 12.12 yang jatuh pada hari ini, Selasa, 12 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

BNI dan Hypermart Jalin Kerja Sama Lewat Program BNI Shopping Race

10 Desember 2023

BNI dan Hypermart Jalin Kerja Sama Lewat Program BNI Shopping Race

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan apresiasi dan loyalty kepada nasabah pemilik rekening BNI.

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Dana Tunai Rp22,02 Triliun untuk Kebutuhan Natal dan Tahun Baru

9 Desember 2023

BNI Siapkan Dana Tunai Rp22,02 Triliun untuk Kebutuhan Natal dan Tahun Baru

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyatakan siap mencukupi kebutuhan transaksi masyarakat selama periode Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya

Dukung COP28, BNI Perkuat Strategi Green Banking

8 Desember 2023

Dukung COP28, BNI Perkuat Strategi Green Banking

Bank BNI menjadi salah satu pionir perbankan nasional yang berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau.

Baca Selengkapnya

Ketahui Saldo Minimal BNI Berdasarkan Jenis Tabungannya

23 November 2023

Ketahui Saldo Minimal BNI Berdasarkan Jenis Tabungannya

Saldo minimal BNI berbeda-beda untuk setiap jenis tabungan. Penting nasabah untuk menyesuaikan jenis tabungan sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Berapa Kode Transfer BNI? Ini Informasi dan Cara Penggunaannya

21 November 2023

Berapa Kode Transfer BNI? Ini Informasi dan Cara Penggunaannya

Kode transfer BNI terdiri dari tiga angka, yakni 009. Kode ini dapat ditemukan pada buku tabungan. Berikut ini informasi lengkap cara penggunaannya.

Baca Selengkapnya