TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Juni sebesar US$ 15,36 atau turun hingga 8,70 persen dibanding bulan sebelumnya US$ 16,8 miliar. Angka ini bahkan turun hingga 16,44 persen dibandingkan dengan ekspor pada periode sama tahun lalu.
Kepala BPS Suryamin menyatakan penurunan ekspor Juni disebabkan menurunnya ekspor nonmigas sebesar 4,04 persen, dari US$ 13.104,6 juta menjadi US$ 12.575,8 juta. Sedangkan migas turun sebesar 25,12 persen, menjadi US$ 2.789,1 miliar dari sebelumnya US$ 3,7 miliar.
"Harga minyak mentah kita di pasar dunia turun dari US$ 113,7 per barel menjadi US$ 99 per barel," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Rabu, 1 Agustus 2012.
BPS mencatat nilai ekspor secara kumulatif Januari hingga Juni 2012 mencapai US$ 96.884,7 juta atau turun 1,76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$ 76.825 juta atau turun 2,79 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
Penurunan ekspor nonmigas bulan Juni terjadi pada bahan bakar mineral, sebesar US$ 334,8 juta dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak nabati atau hewan, sebesar US$ 137,9 juta.
Selama Juni, ekspor terbesar Indonesia tercatat ke Cina sebesar US$1,57 miliar, kemudian disusul Jepang sebesar US$1,45 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 1,31 miliar.
Ketiganya berkontribusi hingga 34,45 persen terhadap nilai ekspor. Sedangkan ekspor ke Uni Eropa (27 negara) tercatat sebesar US$1,38 miliar.
Berdasarkan sektor, ekspor hasil industri Januari hingga Juni turun sebesar 4,85 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama. Adapun hasil pertanian turun 1,35 persen, sementara hasil tambang dan lainnya naik 4,9 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
BPS mencatat neraca perdagangan Mei lalu kembali mengalami defisit hingga US$ 485,9 juta. Angka ini menurun dari bulan sebelumnya di angka US$ 764,7 juta.
Penurunan itu disebabkan defisit perdagangan nonmigas sebesar US$ 486,1 juta serta melonjaknya impor nonmigas sebesar 21,6 persen. Sedangkan ekspor justru naik 7,8 persen.
JAYADI SUPRIADIN
Berita terkait
Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
12 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
13 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaEkspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab
16 November 2023
Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.
Baca SelengkapnyaTerkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia
15 November 2023
Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional
15 November 2023
Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.
Baca SelengkapnyaJokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya
26 September 2023
Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.
Baca SelengkapnyaNilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.
Baca SelengkapnyaKinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai
20 Desember 2022
Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya
17 Oktober 2022
BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.
Baca SelengkapnyaBulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen
15 Juni 2022
Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya