TEMPO.CO, New York - Harga saham Facebook Inc kembali jatuh lebih dari 6 persen ke rekor terendah baru dalam perdagangan semalam setelah menunjukkan pelambatan pertumbuhan penggunanya sehingga memunculkan kembali keraguan untuk dapat mempertahakan kinerjanya pendapatannya.
Sebuah laporan dari Bernstein Research dan dikombinasikan dengan obrolan online tentan perkembangan potensi anggota Facebook serta aksi jual saham karyawan bulan depan kembali menghantam harga saham jejaring sosial terbesar di dunia ini.
Dalam perdagangan semalam saham Facebook (FB) kembali tergelincir US$ 1,44 (6,22 persen) menjadi US$ 21,71. Setelah pasar tutup, harganya juga kembali turun US$ 0,09 (0,41 persen) menjadi US$ 21,62.
Facebook telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya sejak melantai di bursa 18 Juni lalu dengan harga US$ 38 per saham yang mengeruk dana senilai US$ 100 miliar.
Minggu lalu, Facebook melaporkan kinerja keuangannya, tetapi tidak memberikan pandangan atau ekspektasi tahunannya ,sehingga investor yang membutuhkan kejelasan prospek pertumbuhannya merasa kecewa.
Investor hanya ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan ada ketidakpastian untuk jangka panjang.
Penawaran perdana (IPO ) telan menjadi puncak kejayaan pertumbuhan yang sangat riskan bagi perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg 8 tahun lalu di kamar asrama Harvard. Sebaliknya pada debutnya di bursa 18 Mei lalu telah merusak perdagangan dan adanya tuduhan yang mengungkapkan penilaian yang tidak memadai.
Kemarin, UBS mengatakan bahwa mereka rugi 349 juta franc Swiss dari debut perdana saham Facebook yang gagal di bursa Nasdaq, dan menjadi lembaga investasi keuangan pertama yang mengatakan mengalami kerugian di penawaran perdana FB. UBS mengatakan pesanan saham yang dimasukkannya beberapa kali mengalami kegagalan sistem.
Melorotnya saham jejaring sosial terbesar ini juga didukung oleh laporan analis Bernstein Research, Carlos Kirjner yang menilai bahwa perusahaan yang berbisnis dalam tayangan iklan ini hanya US$ 19 per saham, atau setengah dari harga perdananga US$ 38 per saham.
REUTERS / VIVA B. K
Berita terkait
IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
6 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
15 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
20 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
52 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca Selengkapnya