Kinerja Emiten Terpuruk Akibat Krisis Global

Reporter

Editor

Selasa, 31 Juli 2012 18:01 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah emiten telah mengeluarkan laporan keuangan hingga semester pertama 2012. Banyak perusahaan yang mengalami kenaikan laba bersih, tetapi ada pula yang mengalami penurunan laba bersih bahkan masih merugi hingga tengah tahun ini.

Pengamat pasar modal Steve Susanto mengatakan, perusahaan terbuka yang masih mengalami penurunan laba sebagian besar karena terpengaruh kondisi perekonomian global yang sedang memburuk. Dia mencontohkan emiten yang bergerak di sektor perkebunan dan pertambangan.

"Rata-rata harga CPO dan harga jual pertambangan sedang mengalami penurunan. Akibatnya, permintaan akan sektor itu juga menurun. Gampangnya, kalau harga terpengaruh harga internasional pasti akan terkena," ujar Steve ketika dihubungi, Selasa 31 Juli 2012.

Ada pula penurunan laba bersih atau kerugian yang dialami perusahaan disebabkan karena kalah bersaing dengan kompetitornya. Dia mencontohkan PT Indosat Tbk yang mengalami kerugian sebesar Rp 138 miliar. "Kalau sudah seperti itu, harus ada perubahan manajemen," katanya.

Sedangkan emiten sektor consumer goods, kata dia, tergantung pendapatan masyarakat saat itu. Jika pendapatan masyarakat naik, bisa jadi kinerja sektor consumer goods mengalami kenaikan. "Kalau emiten sektor consumer goods mengalami penurunan, bisa jadi kalah bersaing," katanya.

Menurut dia, naik turunnya kinerja perusahaan terbuka akan sangat berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Dia mengatakan, IHSG juga akan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global.

Jika kondisi perekonomian di Eropa seperti Spanyol dan Portugal dianggap membahayakan, kata dia, bisa jadi IHSG akan anjlok. "Bisa jadi indeks di bawah level 3.700," katanya.

Tetapi sebaliknya, apabila kondisi perekonomian Eropa dianggap aman, bisa jadi indeks gabungan mengikutinya. "Bahkan IHSG bisa mengalami kenaikan hingga ke level 4.300 sampai akhir tahun ini."

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia, Ahmad Sudjatmiko, mengatakan, sektor perbankan rata-rata mengalami kenaikan. Itu disebabkan bisnis kredit yang juga meningkat. "Apalagi net gross marginnya semakin tebal," kata dia.

Sementara itu, untuk emiten yang harga jualnya mengikuti harga internasional bisa jadi mengalami pelemahan permitaan. Emas misalnya. Emas yang merupakan kebutuhan tertier bisa jadi bukan kebutuhan yang sangat penting saat ini. "Karena saat krisis, masyarakat lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya," katanya.

SUTJI DECILYA

Berita terkait

Kaleidoskop 10 Emiten Paling Menarik 2023: GoTo dan Tiktok, BREN Tembus Rp 1000 T hingga INCO

2 Januari 2024

Kaleidoskop 10 Emiten Paling Menarik 2023: GoTo dan Tiktok, BREN Tembus Rp 1000 T hingga INCO

Tahun 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 79 emiten yang melantai dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp 54,14 triliun.

Baca Selengkapnya

Naik 56,3 Persen, Laba Bersih Jasa Marga Semester I 2023 Rp 1,15 Triliun

28 November 2023

Naik 56,3 Persen, Laba Bersih Jasa Marga Semester I 2023 Rp 1,15 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan peningkatan laba bersih sebesar 56,3 persen.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih Triwulan 2023 Naik 12 Persen, Adhi Karya Kempit Rp 23,5 Miliar

27 November 2023

Laba Bersih Triwulan 2023 Naik 12 Persen, Adhi Karya Kempit Rp 23,5 Miliar

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengantongi laba bersih senilai Rp23,5 miliar selama triwulan III-2023.

Baca Selengkapnya

Naik 25,8 Persen, Laba Kuartal III 2023 CIMB Niaga Rp 6,3 Triliun

25 November 2023

Naik 25,8 Persen, Laba Kuartal III 2023 CIMB Niaga Rp 6,3 Triliun

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) membukukan laba sebelum pajak konsolidasi(unaudited) senilai Rp6,3 triliun.

Baca Selengkapnya

Tumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun

31 Oktober 2023

Tumbuh 31 Persen, Laba Bersih BSI Kuartal III 2023 Rp 4,2 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat laba sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31,04 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Baca Selengkapnya

Naik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T

31 Oktober 2023

Naik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T

Emiten sawit PT Teladan Prima Agro Tbk (IDX: TLDN) mencatat realisasi pendapatan sebesar Rp 2,89 triliun hingga kuartal III 2023.

Baca Selengkapnya

Optimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit

13 Oktober 2023

Optimistis Pendapatan Terus Tumbuh, Bukalapak Berharap Semua Segmen Cetak Profit

Bukalapak mencatat pendapatan senilai Rp 1,175 triliun pada kuartal kedua 2023, atau meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama 2022 senilai Rp 903 miliar.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih Indosat Semester I 2023 Rp 1,9 T, Pelanggan Tumbuh 4 Persen

30 Juli 2023

Laba Bersih Indosat Semester I 2023 Rp 1,9 T, Pelanggan Tumbuh 4 Persen

Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih di sepuluh kuartal berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Besok Teladan Prima Agro Bakal Bagikan Dividen Rp 175,03 M

29 Mei 2023

Besok Teladan Prima Agro Bakal Bagikan Dividen Rp 175,03 M

PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) akan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya dengan total Rp 175,03 miliar. Dividen tersebut berasal dari laba bersih perseroan 2022 yang telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST pada 3 Mei 2023 lalu.

Baca Selengkapnya

Kuartal I Tahun 2023, Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan USD 602,99 Juta

4 Mei 2023

Kuartal I Tahun 2023, Garuda Indonesia Bukukan Pendapatan USD 602,99 Juta

PT Garuda Indonesia membukukan pendapatan usaha secara grup hingga US$ 602,99 pada kuartal I tahun 2023.

Baca Selengkapnya