Bank Mandiri Lepas Obligasi Rekap Rp 1,8 triliun

Reporter

Editor

Senin, 30 Juli 2012 20:33 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk akhirnya mulai melepaskan obligasi rekapitalisasi senilai Rp 1,8 triliun kepada Standard Chartered Bank Singapura. Secara total bank pelat merah itu berencana melepas obligasi rekapitalisasi berstatus siap jual kepada tiga bank asing senilai Rp 54 triliun.

"Angka yang dilepas masih kecil karena ini tahap awal, tapi ini akan beri pesan ke pasar bahwa Bank Mandiri sudah menemukan cara menurunkan portofolio recap bond," ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal II Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Senin, 30 Juli 2012.

Menurut Zulkifli obligasi rekapitalisasi tersebut dilepas dengan skema penukaran (debt swap). Dengan menjual obligasi tersebut, Bank Mandiri mendapat pinjaman valuta asing.

Dalam transaksinya dengan Standard Chartered Bank Singapura senilai Rp 1,8 triliun, Bank Mandiri mendapat pinjaman US$ 250 juta dengan tenor 3 tahun.

"Kami akan menggunakan struktur seperti itu ke bank lain," ujar Zulkifli yang enggan menyebut identitas bank lainnya tersebut.

Adapun sisa obligasi rekapitalisasi bakal dilepas melalui beberapa opsi di luar penukaran ke bank asing. "Kalau memungkinkan kami ingin agar Bank Indonesia beli, atau melalui sekuritisasi aset melalui investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA)," ujar Zulkifli.

Zulkifli menjelaskan skema debt swap yang kini digunakan bakal mendukung pertumbuhan kredit valuta asing Bank Mandiri. Pertumbuhan kredit valuta asing perseroan mengalami penurunan menjadi 8,5 persen di kuartal II 2012 dibandingkan 10 persen di kuartal II 2011.

"Dengan tambahan pinjaman valas mudah-mudahan kredit valas naik," ujarnya.

Zulkifli memperkirakan permintaan terhadap kredit valuta asing masih tinggi mengingat kondisi likuiditas valuta asing di sejumlah perbankan dunia semakin ketat.

Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Mansury, menjelaskan besaran pinjaman valuta asing diserap dari skema penjualan obligasi rekapitalisasi bisa mencapai US$ 480 juta.

"Ini hampir semuanya bisa disalurkan untuk kredit dalam waktu 6-9 bulan ke depan," ucapnya.

Penyaluran sudah mulai dilakukan terhadap dana pinjaman US$ 250 juta dari Standard Chartered Bank Singapura.

Obligasi rekapitalisasi adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi perbankan pasca krisis moneter 1997 - 1998. Belakangan, keberadaan obligasi ini dalam neraca bank dinilai membebani kinerja perseroan.


Imbal hasil dari obligasi rekap di bawah imbal hasil instrumen utang lainnya. Jika obligasi rekap ini bisa dilepas, maka ada dana yang lebih besar untuk mendorong penyaluran kredit.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

33 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya