TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono mengatakan naiknya harga kedelai saat ini bisa menjadi peluang bagi petani untuk mengembangkan kedelai di dalam negeri, sehingga harganya kompetitif.
Hanya, peluang tersebut masih terkendala masalah penambahan lahan kedelai. Untuk bisa meningkatkan produksi kedelai dibutuhkan tambahan lahan minimal 500 ribu hektare. Menurut dia, saat ini petani kedelai rata-rata hanya menggarap lahan seluas 0,3 hektare.
"Karena itu kami mencoba mendapat lahan tambahan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk diberikan kepada petani agar bisa menggenjot produksi kedelai," kata Suswono di kantornya, Selasa, 24 Juli 2012.
Badan pertanahan, kata Suswono, tengah mendata 7,2 juta hektare lahan telantar. Dari jumlah itu terdapat lahan seluas 2,1 juta hektare yang potensial untuk dimanfaatkan. Namun penggunaannya masih harus menunggu identifikasi dari badan pertanahan.
Suswono meyakini ketersediaan lahan bagi petani kedelai ini menjadi kunci untuk memecahkan masalah naiknya harga kedelai impor. Untuk diketahui, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyatakan harga kedelai mendadak naik dalam tiga pekan terakhir, dari Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 8.000 per kilogram.
Ketua II Bidang Usaha Gakoptindo, Sutaryo, mengatakan melonjaknya harga kedelai membuat produsen tahu tempe serba salah. Di satu sisi harga kedelai naik, tapi di sisi lain produsen tidak bisa menaikkan harga ke konsumen.
"Pengin naikin harga jual tapi konsumen tidak mengerti kondisinya. Padahal biar bisa menutup biaya harga harus naik 30 persen," kata dia.
Karena tidak bisa menaikkan harga, produsen menyiasati dengan penurunan produksi sebesar 20 persen.
Untuk mendapat perhatian pemerintah, kata dia, Gakoptindo berniat melakukan aksi mogok kerja selama tiga hari dan dimulai besok, Rabu 25 Juli 2012. "Anggota kami ada 115 ribu perajin. Hampir seluruh Indonesia mau mogok," ujarnya.
Selain itu, Gakoptindo meminta pemerintah menghapus bea masuk kedelai yang kini mencapai Rp 400 per kilogram. "Harusnya pemerintah mengatur stabilitas harga. Pada 2008 kami pernah demo terus ditetapkan swasembada, tapi sekarang tidak ada tanda-tanda ke arah situ," ujar dia.
ROSALINA
Berita terpopuler lainnya:
Ini Jawaban Jokowi atas Kicauan @Triomacan2000
Brotoseno dan Angie kembali Pamer Kemesraan
Dua Tokoh Ini Jadi Penentu Capres 2014
Ruhut Tuding Nasdem Alihkan Isu
Oknum Kotak-Kotak Masih Misterius
Mark Hughes Memuji Penampilan Persebaya
Masjid Ini Berdiri Kokoh Tanpa Semen dan Besi
Berita terkait
Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya
1 hari lalu
Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaSidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi
2 hari lalu
Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya
6 hari lalu
Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.
Baca SelengkapnyaKesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado
8 hari lalu
Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaDewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi
8 hari lalu
Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaKuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto
9 hari lalu
Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.
Baca SelengkapnyaSidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar
9 hari lalu
Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaEks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri
13 hari lalu
Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaUsut TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Kepala Biro Umum Setjen Kementan
29 hari lalu
KPK memanggil Kabiro Umum Setjen Kementan sebagai saksi dalam penyidikan TPPU Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaUsai Eksepsinya Ditolak Hakim, Syahrul Yasin Limpo: Saya akan Bertanggung Jawab
33 hari lalu
Hakim PN Tindak Pidana Korupsi menolak eksepsi bekas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam perkara dugaan gratifikasi
Baca Selengkapnya