Pelabuhan Merak, Banten, Jawa Barat. TEMPO/Arnold Simanjuntak
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Sudirman Lambali, mengatakan kemacetan menuju Pelabuhan Merak, Banten, yang terjadi dalam sepekan sudah terurai. "Kemarin sudah terurai. Kami berhasil menarik kendaraan-kendaraan keluar tol," kata Sudirman ketika dihubungi Tempo, Selasa, 10 Juli 2012. Sudirman mengungkapkan, saat ini total ada 27 kapal yang beroperasi.
Dia menjelaskan kemacetan yang mulai terjadi sepekan lalu merupakan dampak kurangnya kapal yang beroperasi. Saat itu hanya 19 dari 24 kapal yang beroperasi. Sudirman menuturkan lima kapal tiba-tiba harus menjalani perbaikan karena mengalami kerusakan.
Selain karena faktor kurangnya jumlah kapal yang beroperasi, menurut dia, kemacetan terjadi akibat masa liburan sekolah. Pada masa liburan, jumlah kendaraan yang akan menyeberang melalui Pelabuhan Merak meningkat dua kali lipat. “Di samping itu juga penyeberangan truk logistik ke Sumatera mengalami kenaikan 20 persen menjelang puasa,” katanya.
Ketua Departemen Angkutan Barang, Dewan Pengurus Pusat Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda), Andre Silalahi, memperkirakan kerugian akibat kemacetan di Pelabuhan Merak, Banten, mencapai ratusan juta dalam satu hari. "Beban pemborosan yang ditanggung Rp 500 juta setiap hari," kata Andre.
Nilai kerugian sebesar itu, menurut dia, merupakan akumulasi dari alokasi uang makan sopir serta kernet yang mencapai Rp 400 juta plus biaya bahan bakar sekitar Rp 100 juta.
Andre mengatakan angka perkiraan kerugian itu dengan asumsi biaya bahan bakar meningkat karena adanya pemborosan penggunaan solar sebanyak 10 liter untuk jarak tempuh 12 sampai 15 kilometer antrean. “Dengan antrean sepanjang itu, ada sekitar 2.000 truk dengan berbagai ukuran serta jenis yang mengantre selama satu hingga tiga hari.”
Namun, kata dia, perkiraan angka kerugian Rp 500 juta per hari tersebut bukanlah angka mutlak. Pasalnya, penghitungan tersebut belum termasuk kesempatan yang hilang atau ritase dengan pemborosan waktu dua sampai tiga hari, yang bisa mencapai belasan miliar.