TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang bulan Ramadan, sebagian barang bahan pokok mulai merangkak naik. Dari pantauan Tempo di Pasar Kramat Jati, daging sapi adalah salah satu kebutuhan yang harganya cenderung terus naik dan belum pernah turun sepanjang tahun ini.
"Untuk hari ini saja, harga jual daging sapi sudah sekitar Rp 78 ribu per kilogram atau naik Rp 8.000 dari empat hari lalu," kata salah satu pedagang Pasar Kramat Jati, Endang Rahmat Sutisna. Ia mengatakan kenaikan tersebut terjadi hampir setiap hari sejak tiga bulan lalu.
Senada dengan Endang, pedagang daging sapi lainnya, Nitong, juga mengatakan hal yang sama. Pola kenaikan harga daging, ia menjelaskan, tidak langsung naik sekaligus. Tetapi naik perlahan sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 setiap harinya.
"Naiknya memang sepertinya tidak terlalu besar," kata Endang. Namun, menurut dia, hal itu terjadi setiap hari dan saat diakumulasikan kenaikan harga terlihat sangat besar. Hal ini akan mempengaruhi penjualannya karena harga yang naik tersebut akan membuat pembeli mengurungkan niat mengkonsumsi daging sapi.
Berdasarkan penuturan keduanya, kenaikan harga daging menjelang Ramadan sebenarnya hal yang biasa terjadi setiap tahun. Karena permintaan di awal Ramadan pasti akan meningkat akibat banyak masyarakat yang melakukan hajatan seperti pernikahan atau sunatan sebelum bulan puasa.
Endang mengatakan, harga biasanya akan sedikit stabil saat awal Ramadan dan melonjak tajam menjelang Hari Raya Idul Fitri akibat permintaan daging yang juga terdongkrak naik. Namun setelah Idul Fitri, harga akan berangsur-angsur kembali normal. Biasanya, kata dia, harga daging saat Idul Fitri bisa menembus Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram. Setelah itu, kembali ke harga normal sekitar Rp 60 ribu per kilogram.
"Tetapi untuk tahun ini tidak begitu," kata Endang. Ia mengatakan harga daging setelah Idul Fitri tahun lalu memang sempat turun. Namun memasuki 2012, harga daging malah terus naik perlahan dan tidak pernah turun. Bahkan, harga beli daging sapi saat ini sebenarnya sudah lebih mahal daripada harga jual daging sapi saat menjelang Ramadan tahun lalu.
Akibatnya, menurut dia, banyak pedagang yang terpaksa memangkas keuntungannya dan mencari rumah pemotongan daging lain yang bisa memberikan harga daging sapi lebih murah kepada mereka agar harga jual mereka tidak terlalu tinggi.
Nitong mengatakan, banyak orang salah paham dengan mengatakan bahwa harga daging sapi dinaikkan oleh pedagang. Nyatanya, kata dia, pedagang seperti dirinya hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh bos (sebutan untuk distributor pedagang sapi dari rumah potong ke pedagang pengecer). Jika harga dari bos naik, katanya, maka mau tidak mau mereka juga menaikkan harga agar mendapat untung.
"Sebenarnya setiap kilonya kami hanya mengambil untung Rp 2.000 saja", kata dia. Keuntungan itu ia perhitungkan berdasarkan harga daging yang ia beli dan ongkos penjualan lainnya. Bahkan jika sedang sepi, menurut Nitong, mereka terpaksa menjual rugi daging. "Daripada busuk dan terbuang. Kan, malah tambah rugi," kata pria berumur 65 tahun ini.
Ia sendiri lebih senang jika harga daging sapi stabil dan di bawah Rp 70 ribu sehingga dirinya dapat mengambil keuntungan lebih besar daripada keuntungan yang mereka ambil saat ini.
Selain Nitong dan dan Endang, beberapa pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati juga menawarkan harga yang tidak berbeda jauh dari mereka berdua. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 78 ribu. "Memang sudah dari sananya sudah mahal," kata para pedagang tersebut.
RAFIKA AULIA
Berita terkait
Ribuan Warga Padati Perayaan Lebaran Betawi
10 September 2012
Fauzi Bowo menyerahkan kartu Jamkesda kepada 160 artis Betawi.
Baca SelengkapnyaJakarta Barat Pecahkan Rekor Ketupat Terbanyak
31 Agustus 2012
Jakarta Barat mengalahkan rekor sebelumnya, sebanyak 15 ribu ketupat di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Lalu Lintas Selama Lebaran 2012 Turun
28 Agustus 2012
Ada 24 kejadian kecelakaan dengan dua pemudik tewas, 47 orang luka ringan, dan kerugian material Rp 31 juta.
Baca SelengkapnyaPelayanan Kereta Api Lebaran Diperpanjang
28 Agustus 2012
Kondisi angkutan kereta relatif lebih nyaman bagi pengguna kereta. Karena tidak ada kasus pencopetan, pencurian, hingga pembiusan.
Baca Selengkapnya25 Orang Tewas Saat Perjalanan Mudik di Banten
28 Agustus 2012
"Jumlah angka kecelakaan arus mudik tahun ini menurun jika dibandingkan tahun lalu."
Baca SelengkapnyaPuncak Arus Balik Terminal Pulogadung H+7
28 Agustus 2012
Tiap 10 menit sekali ada satu bus antarkota antarprovinsi yang tiba dan menurunkan penumpang.
Baca SelengkapnyaKereta Api Jadi Favorit Pemudik Tahun Ini
28 Agustus 2012
Tahun ini, sekitar 2 juta lebih penumpang menggunakan kereta api sebagai angkutan Lebaran.
Baca SelengkapnyaBuka-Tutup Diklaim Ampuh Atasi Macet Jalur Selatan
27 Agustus 2012
Wakil Kepala Polda Jawa Barat Brigadir Jenderal Henkie Kaluara mengklaim sistem buka-tutup dan rekayasa jalur satu arah lebih ampuh mengatasi macet.
Baca SelengkapnyaJalur Selatan Berubah Jadi Jalur Tengkorak
27 Agustus 2012
Kasus kecelakaan tersebut mayoritas disebabkan faktor manusia, seperti mengantuk, kecepatan tinggi dan menggunakan handphone sambil mengemudi.
Baca Selengkapnya2013, Polri Lebih Tegas pada Pengguna Sepeda Motor
27 Agustus 2012
Kepolisian meminta masyarakat turut melaporkan kondisi yang masih kurang di jalur-jalur mudik.
Baca Selengkapnya