TEMPO.CO, Surakarta - Ketidakpastian perekonomian global dan krisis yang menerpa Amerika Serikat dan Eropa semestinya menjadi pertimbangan penting eksportir dalam menjual barangnya ke mancanegara.
Sayangnya, sejak 2010 hingga sekarang eksportir dari eks-Karesidenan Surakarta tetap lebih suka mengekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Bank Indonesia Solo mencatat ekspor ke Eropa mencapai 49 persen. Kemudian ke Amerika Serikat sebesar 18 persen.
“Ekspor ke Asia memang mencapai 23 persen, tapi itu untuk banyak negara,” ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Doni Joewono, dalam diskusi strategi pengalihan pasar ekspor di Surakarta, Kamis, 5 Juli 2012.
Padahal nilai ekspor hingga Mei 2012 sudah turun 23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi 74,93 juta dolar. Hal itu sebagai imbas belum membaiknya pasar di Amerika dan Eropa. Secara khusus, produk yang menjadi unggulan juga menurun cukup tajam.
Seperti tekstil dan produk tekstil yang pada rentang Januari hingga Mei 2012 hanya membukukan nilai penjualan 50,54 juta dolar, atau turun hampir 30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Lalu ekspor mebel juga turun 23,28 persen menjadi 7,93 juta dolar.
Melihat kondisi di atas, dia meminta eksportir keluar dari zona nyaman dan mulai mencari peluang ke negara lain seperti Asia. “Juga memaksimalkan pasar domestik,” katanya. Jika hal itu tidak dilakukan, dia khawatir eksportir tidak mampu bertahan di tengah persaingan global.
Pakar pemasaran Hermawan Kertajaya dalam kesempatan yang sama mengatakan krisis ekonomi di Eropa sulit teratasi dalam waktu dekat. Bahkan saat ini perekonomian Eropa tinggal menunggu waktu untuk hancur.
Senada dengan Doni, dia meminta eksportir berani keluar dari zona nyaman dan menjajaki pasar baru. Terutama secara serius menggarap pasar dalam negeri. “Banyak produsen yang ingin masuk ke pasar Indonesia. Sementara kita sendiri lebih senang ekspor,” ujarnya.
Jika memang ingin menjajaki pasaran ekspor baru, dia meminta pengusaha untuk kreatif dan punya sesuatu yang berbeda dibanding produk serupa di pasaran. Dan yang tidak kalah penting, mencoba menyasar pasar generasi muda. “Harus kreatif cari peluang,” dia menuturkan.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
10 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
11 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaEkspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab
16 November 2023
Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.
Baca SelengkapnyaTerkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia
15 November 2023
Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional
15 November 2023
Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.
Baca SelengkapnyaJokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya
26 September 2023
Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.
Baca SelengkapnyaNilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.
Baca SelengkapnyaKinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai
20 Desember 2022
Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya
17 Oktober 2022
BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.
Baca SelengkapnyaBulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen
15 Juni 2022
Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya