Rupiah Sempat Menembus 9.500 per Dolar AS

Reporter

Editor

Jumat, 22 Juni 2012 17:07 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman pelambatan ekonomi global membuat rupiah menutup pekan ini dengan pelemahan. Terapresiasinya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia membuat tekanan terhadap rupiah kembali meningkat.

Dalam transaksi hari ini, rupiah ditutup melemah 12 poin (0,13 persen) ke level 9.494 per dolar AS. Sempat melemah hingga ke level 9.518 per dolar AS, namun akhirnya rupiah ditutup di bawah 9.500 per dolar AS karena Bank Indonesia (BI) konsisten menjaga mata uangnya di pasar.

Indikasi melemahnya data-data ekonomi AS dan Cina, serta masih berlanjutnya krisis keuangan Eropa telah menghambat apresiasi rupiah. Keluarnya dana asing dari bursa domestik, di mana investor asing mencatat penjualan bersih Rp 462 miliar, mengindikasikan kecemasan investor berinvestasi dalam mata uang rupiah.

Langkah Moody’s menurunkan peringkat utang 15 bank terkemuka di dunia turut mendorong investor menjauhi investasi yang dianggap berisiko. Berbagai kekhawatiran tersebut akhirnya kembali membuat dolar AS menjadi pilihan untuk menempatkan investasinya di akhir pekan.

Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara 1906, Ruly Nova, mengatakan akumulasi berbagai sentimen negatif eksternal selama sepekan terakhir telah menekan rupiah. “Mulai dari keputusan Bank Sentral yang tidak jadi mengeluarkan stimulus tambahan sampai memburuknya data-data ekonomi AS membuat rupiah kembali ke level 9.500.”

Perekonomian AS memang sedang mengalami pelambatan. Indikasi tersebut terlihat dari turunnya penjualan rumah dan meningkatnya angka klaim pengangguran. Sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia, investor khawatir melemahnya ekonomi AS akan berpengaruh terhadap negara lainnya.

Setelah gagal mendapat dukungan positif dari AS, investor kini kembali beralih ke Eropa. Sayangnya, penyelesaian krisis Eropa yang semakin berlarut-larut justru kian menambah kecemasan investor.

Belum jelasnya kelanjutan krisis keuangan Yunani, Spanyol, dan Italia, langkah Moody’s memangkas peringkat utang 15 bank besar dunia, termasuk bank terbesar Swiss, justru semakin membuat pelaku pasar frustrasi. “Investor kini semakin menjauhi investasi yang berisiko dan mencari aman dengan tetap memegang dolar.”

Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia di pasar New York semalam melonjak 0,87 persen ke level 82,29. Sedangkan sore ini hanya turun tipis 0,001 poin ke posisi 82,289.

Yen Jepang melemah 0,02 pesen ke level 80,26, sementara euro menguat 0,06 persen ke US$ 1,2547, serta pound sterling juga naik 0,18 persen ke US$ 1,562.

Sementara mata uang regional sore ini beragam. Dolar Singapura menguat 0,06 persen, baht Thailand naik 0,09 persen, serta peso Filipina juga terapresiasi 0,29 persen. Sedangkan won Korea Selatan melemah 0,45 persen dan ringgit Malaysia turun 0,29 persen.

PDAT | M. AZHAR | VIVA B. K

Berita terkait

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

17 jam lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

4 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

8 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

8 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

8 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya