Persedian AS Meningkat, Minyak Merosot ke US$ 80 per Barel  

Reporter

Editor

Kamis, 21 Juni 2012 08:08 WIB

Lokasi pengolahan minyak mentah yang beroperasi di Refinery Unit (RU-5), Balikpapan, Kalimantan Timur. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, New York - Harga minyak jatuh ke level terendahnya sejak Oktober lalu setelah persediaan minyak Amerika Serikat (AS) meningkat secara mengejutkan. Investor khawatir akan penawaran dan permintaan pasar, dan hanya sedikit dipengaruhi oleh keputusan bank sentral AS (The Federal Reserve).

The Fed kembali mempertahankan suku bunganya dan akan terus melanjutkan program Operation Twist-nya hingga akhir tahun ini. Bank sentral juga memangkas pertumbuhan dan inflasi, serta mengatakan pengangguran masih berada di atas 8 persen hingga akhir tahun.

Harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk kontrak bulan Juli anjlok US$ 2,23 (2,7 persen) menjadi US$ 81,9 per barel di bursa komoditas New York semalam. Ini merupakan harga terendah untuk harga kontrak sebulan ke depan sejak 5 Oktober lalu.

Di pasar Asia pagi ini harga minyak kembali turun US$ 0,88 (1,08 persen) menjadi US$ 80,57 per barel. Di pasar Asia pagi ini harga minyak kembali turun US$ 0,88 (1,08 persen) menjadi US$ 80,57 per barel.

Harga minyak ditransaksikan di level US$ 83,02 per barel sebelum Administrasi Informasi Energi (EIA) merilis data, dan ditransaksikan di US$ 81,95 per barel sebelum keputusan The Fed.

Harga minyak pemanas dan bensin berjangka juga langsung bereaksi turun ke level terendahnya dalam beberapa bulan terakhir. Harga minyak juga bereaksi negatif setelah The Fed mengadakan konferensi pers. Namun bursa saham yang mampu berbalik menguat juga membuat penurunan harga bensin sedikit mereda,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Illionis.

“Pertemuan Dewan Gubernur The Fed (FOMC) kini efeknya kecil terhadap harga minyak. Saat ini para investor lebih peduli terhadap pasokan yang berlimpah dan buruknya permintaan,” tuturnya.

Menurut EIA, persediaan minyak AS naik 2,9 juta barel dalam sepekan yang berakhir 15 Juni lalu. Sangat berlawanan dengan perkiraan sebelumnya turun 600 ribu barel untuk minggu ini. Demikian survei yang dilakukan Platts.

EIA juga mengatakan persediaan bensin naik 900 ribu barel, serta persediaan bahan sulingan naik 1,2 juta barel. Analis memprediksikan persediaan bensin dan distilat naik 600 ribu barel.

Harga berjangka untuk bensin turun 5 sen (1,95 persen) menjadi US$ 2,6 per galon, harga terendah sejak 20 Desember lalu. Sedangkan harga minyak pemanas untuk pengiriman bulan Juli juga turun 5 sen (1,95 persen) menjadi US$ 2,59 per galon, harga terendahnya sejak 10 Januari.

Harga minyak di bursa komoditas New York telah jatuh cukup dalam dari level sebelumnya di US$ 84 per barel karena kekhawatiran terhadap memburuknya prospek ekonomi global. "Dan penurunan ini masih bisa berlanjut,” kata David Morrison, ahli strategi pasar di GFT Markets.

Namun ada kekhawatiran ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat bisa meningkat lagi menjelang sanksi dari Uni Eropa yang akan dimulai pada bulan Juli mendatang. “Hal ini bisa memicu aksi pembelian spekulatif di pasar,” ucapnya.

MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

8 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

9 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

9 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya