TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Walujanto mengatakan, tahun ini pemerintah berencana menambah utang hingga Rp 134 triliun. Utang tersebut digunakan untuk menutupi defisit anggaran.
"Utang itu karena APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita masih defisit, dan yang kedua kita harus melakukan refinancing (pembiayaan kembali) utang karena masih ada utang-utang lama yang dibuat 10- 15 tahun lalu," kata Rahmat di Kompleks Parlemen Senayan, Senin 11 Juni 2012.
Rahmat menjelaskan, sebanyak 80 persen dari total utang berasal dari investor dalam negeri. Dana itu didapat melalui penerbitan surat utang. Menurut Rahmat, penerbitan ini dinilai lebih baik karena akan menciptakan iklim keuangan yang sehat.
Meski jumlah utang meningkat, Rahmat menjelaskan, jumlah tersebut masih relatif aman. Sebab hanya sebesar 20 persen dari total pembiayaan APBN di tahun ini. "Anda hitung saja, 20 persen dari total kebutuhan pembiayaan kita," katanya.
Untuk diketahui, saat ini pemerintah tengah mengusahakan pinjaman dari luar negeri sebesar US$ 5,5 miliar. Pinjaman itu diupayakan berasal dari Word Bank, Asian Development Bank, JBIC, dan Australia. Jika utang tersebut cair, akan menambah total utang pemerintah Indonesia yang hingga April 2012 mencapai Rp 1.903,21 triliun.
Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat
57 hari lalu
Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat
Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam, menyoroti utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024 yang disebut aman oleh Kementerian Keuangan.
Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB
57 hari lalu
Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB
Kemenkeu menyebutkan utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun masih dalam rasio aman, karena di bawah ambang batas 60 persen PDB. Bagaimana pendapat ekonom?