Obligor Bermasalah Diberi Waktu Sampai Akhir Maret

Reporter

Editor

Selasa, 23 Maret 2004 19:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) memberi tenggat waktu akhir Maret kepada obligor bermasalah untuk menyelesaikan kewajibannya. "Saya harus melakukan evaluasi apprisal dengan dengan baik," kata Ketua BPPN, Syafruddin Temenggung usai rapat Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK), Jakarta, Selasa (23/3). BPPN kecil ini, lanjut dia, memerlukan waktu untuk evaluasi sebelum benar-benar mengakhiri tugasnya pada 30 April ini "Jadi kalau bulan Maret, ada waktu kira-kira 1-2 minggu untuk kami di BPPN kecil ini untuk menyelesaikannya," kata dia.KKSK, lanjut dia, saat ini masih mengkaji ulang empat pemegang saham dalam Akta Pengakuan Utang (APU). Mereka antara lain The Tje Min (Bank Hastin, Rp 139,791 miliar), Nirwan D. Bakrie (BNN, Rp 3,359 triliun), Husodo Angkosubroto (Bank Sewu Int, Rp 209,205 miliar), serta The Ning Khong (Bank Baja Internasional, Rp 45,139 miliar).Syaf juga mengatakan, KKSK sudah melakukan pengkajian terhadap Sjamsul Nursalim. "Memang secara prinsip sudah selesai," kata dia. Namun, tambahnya, KKSK memberikan dua tugas kepada BPPN yakni membersihkan Dipasena dan pembersihan tagihan kepada BPPN terkait dengan perusahaan Sjamsul.Sjamsul adalah eks pemegang saham Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) yang mempunyai utang sebesar Rp 28,4 triliun. Debitor peneken perjanjian Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) Master of Settlement and Acquisition Agreement (MSAA) ini kemudian menyerahkan asetnya ke BPPN, yakni PT Gajah Tunggal Petrochemical Indonesia (GT Petrochem), PT Dipasena Citra Darmaja (Dipasena) dan GT Tire. Hasil financial due diligence (FDD) atau uji tuntas keuangan kantor audit independen Ernts and Young Advisory Services (E&Y) sudah menganggap aset yang diserahkan sudah memenuhi syarat.Penyelesaian kewajiban Sjamsul ini terhambat adanya utang antar perusahaan. Dipasena memiliki utang kepada GT Petrochem senilai Rp 1,2 triliun. Syafruddin mengatakan kemungkinan adanya pertukaran utang atau set off dengan piutang PT Tunas Sepadan Investama (TSI) ke GT Petrochem. TSI adalah perusahaan induk yang dibentuk untuk menampung aset-aset Sjamsul Nursalim, termasuk Dipasena.Ia tidak menjelaskan apakah nilai pertukaran utang ini sama atau tidak. Menurutnya, hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam tim pemberesan. "Ini teknisnya akan dibereskan sehingga pada waktu Dipasena kami ambil dan dikelola oleh PPA itu sudah free and clear dari kreditur lain di luar itu," kata dia. Yandi M.R. - Tempo News Room

Berita terkait

Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

16 hari lalu

Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

48 hari lalu

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.

Baca Selengkapnya

Prabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk

54 hari lalu

Prabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk

Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

Kredit Korporasi dan Komersial Kerek Aset Bank Mandiri, Terbesar Se-Indonesia

1 Februari 2024

Kredit Korporasi dan Komersial Kerek Aset Bank Mandiri, Terbesar Se-Indonesia

Aset Bank Mandiri pada 2023 mencapai Rp 2.174 triliun. Ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi dan komersial.

Baca Selengkapnya

Jokowi Puji Semangat Kerja Nasabah PNM: Pengusaha Jangan Ngelentruk, Nglokro..

30 Januari 2024

Jokowi Puji Semangat Kerja Nasabah PNM: Pengusaha Jangan Ngelentruk, Nglokro..

Jokowi mengaku sangat senang melihat kredit macet permodalan yang terbilang lebih rendah dibanding temuan kredit macet perbankan.

Baca Selengkapnya

Kredit Macet Nelayan Capai Rp 878 Miliar, Ganjar-Mahfud Janji Bakal Diputihkan

28 Januari 2024

Kredit Macet Nelayan Capai Rp 878 Miliar, Ganjar-Mahfud Janji Bakal Diputihkan

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengunjungi Kampung Nelayan Kurnia di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Kerja Sama ITB-Pinjol Danacita Sediakan Cicilan UKT Berpotensi Kredit Macet

26 Januari 2024

Ekonom Sebut Kerja Sama ITB-Pinjol Danacita Sediakan Cicilan UKT Berpotensi Kredit Macet

Cicilan UKT ITB via Pinjol Danacita berpotensi jadi kredit macet.

Baca Selengkapnya

Kala Ganjar dan Mahfud Md Janji Bakal Hapus Kredit Macet Petani-Nelayan

26 Januari 2024

Kala Ganjar dan Mahfud Md Janji Bakal Hapus Kredit Macet Petani-Nelayan

Pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud Md berjanji bakal menghapus kredit macet petani dan nelayan jika jadi pemenang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya