TEMPO.CO, Yogyakarta -Mahalnya harga tanah di kota Yogyakarta dan Sleman membuat para developer (pengembang) perumahan berpikir ulang. Mereka membidik lokasi di wilayah bagian selatan dan barat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk di wilayah selatan, para pengembang membidik Kabupaten Bantul yang masih berdekatan dengan Kota Yogyakarta. Sedangkan di wilayah Barat, ada yang masuk wilayah Bantul dan Kulon Progo.Selama ini fokus pengembang di wilayah Sleman.
"Namun karena ada kebijakan pembatasan perumahan dan harga tanah yang melejit, kami mengubah orientasi wilayah," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta Remigius Edi Waluyo, Rabu, 6 Juni 2012.
Harga tanah di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memang sangat mahal. Bahkan mencapai puluhan juta rupiah per meternya. Sedangkan harga tanah di Bantul dan Kulon Progo dinilai masih murah dan sangat wajar. Apalagi dua kabupaten itu berbatasan langsung dengan kota Yogyakarta dan akses ke kota sangat mudah.
Yang lebih menjual lagi karena Kulon Progo direncakanan ada pembangunan bandar udara internasional. Maka pengembangan perumahan ke wilayah itu sangat prospektif.
Remigius menguraikan harga tanah merupakan variabel utama untuk menentukan harga jual rumha selain harga bahan bangunan. Maka para pengembang jelas memilih harga tanah yang murah dan bisa menjual rumah dengan harga yang tidak terlalu tinggi.
Menurut Kepala Seksi Administrasi dan Pelayanan kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Kulonprogo Ritnani, beberapa pengembang sudah masuk ke wilayah itu. Ada tiga perusahaan pengembang yang mengajukan izin. Mayoritas, mereka memilih di sekitar jalan utama Kulon Progo- Yogyakarta yang berdekatan dengan Markas Kepolidsian Resor Kulon Progo yang baru. "Ada pengembang baru dan mayoritas masih pengembang lama yang ada di Kulon Progo," kata dia.
Di wilayah paling barat Yogyakarta saat ini ada 11 pengembang perumahan. Hampir setengahnya adalah pengembang lama yang menjual perumahan di lokasi-lokasi yang sudah ada sejak dulu. "Saat ini untuk perumahan dengan jumlah besar masih belum seperti di Sleman. Tetapi hanya tanah berkavling sehingga bukan ijin perumahan tetapi hanya ijin mendirikan bangunan (IMB) saja," kata dia.
Di sisi lain, harga tanah di daerah yang berdekatan dengan kawasan pembangunan calon bandar udara Kulon Progo sudah mulai melonjak. Sehingga para pengembang juga harus berpikir ulang. Rata-rata harga tanah tidak sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) karena adanya spekulan tanah. "Pemerintah harus bisa mengendalikan harga tanah," kata salah satu developer di Kulon Progo Santoso.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler Lainnya
100 Negara Non-Blok Sokong Nuklir Damai Iran
Di Tengah Sidang, Hakim Malah Main Solitaire
9 Muslim Dibantai, Umat Islam Myanmar Meradang
Akhirnya...Ratu Mau Satu Kereta dengan Camilla
Angka Bunuh Diri di Malaysia Terus Meningkat
Berita terkait
Pengembang Sebut Sirekap Diserang DDoS Saat Pemungutan Suara, Jenis Serangan Apa Ini?
24 hari lalu
Sirekap telah menjadi polemik saat gelaran Pemilu 2024 berlangsung.
Baca SelengkapnyaTanggal Gelaran WWDC 2024 Resmi Diumumkan, Ini Detailnya
30 hari lalu
WWDC 2024 akan diadakan secara virtual mulai tanggal 10 hingga 14 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPembaruan Terbaru Android 15 Hadirkan Dukungan Konektivitas Satelit
35 hari lalu
Perubahan besar pada Android 15 DP2 adalah dukungannya terhadap konektivitas satelit di tingkat sistem operasi.
Baca SelengkapnyaSenilai Rp 3,5 miliar, Siapa Pengembang Aplikasi Sirekap?
20 Februari 2024
Aplikasi Sirekap, yang dianggap sebagai sumber kekacauan dan kecurangan di Pemilu 2024, dikembangkan pertama kali pada 2020 oleh ITB.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Sebut DKI Berhasil Tagih Kewajiban Fasos Fasum dari Pengembang Rp 17,35 Triliun
17 Januari 2024
Heru Budi memberikan piagam penghargaan kepada pengembang pemegang SIPPT/IPPT/IPPR atas capaian pemenuhan kewajiban fasos-fasum kepada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembangunan Kampung Susun Akuarium Dipastikan Tetap Berjalan, DKI: Kewajiban 2 Pengembang
11 Januari 2024
Pemprov DKI Jakarta tetap mendorong pengembang segera menuntaskan kewajibannya membangun rusun Kampung Susun Akuarium era Anies itu.
Baca SelengkapnyaRatusan Orang Jadi Korban Pembangunan Apartemen Mangkrak di Ciputat
22 Desember 2023
Telah melakukan pemesanan bahkan pelunasan sejak 2017, hingga kini para konsumen itu tak kunjung mendapat kepastian hak atas unit-unit apartemen.
Baca SelengkapnyaKampung Susun Akuarium Belum Kelar Juga, Ini Jawaban Pemprov DKI Atas Tuntutan Jaringan Rakyat Miskin Kota
13 Desember 2023
Sebelum demo di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk menyampaikan tuntutannya, warga Kampung Susun Akuarium sempat mengadu kepada Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaProyek Terbaru Asiana Group Wakili Indonesia di Asia Property Awards di Bangkok
8 Desember 2023
Asiana Group, perusahaan pengembang Indonesia, baru-baru ini meraih penghargaan untuk proyek pembangunan apartemen terbarunya TwoSenopati.
Baca SelengkapnyaInilah 5 Pengumuman Penting dari Konferensi Developer OpenAI DevDay 2023
17 November 2023
OpenAI mengadakan konferensi pengembang pertamanya yang disebut DevDay di San Francisco, Amerika Serikat, pada 6 November lalu.
Baca Selengkapnya