TEMPO Interaktif, Jakarta:Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Maulana Ibrahim menyatakan BI sudah melakukan langkah antisipasi berkaitan dengan peredaran uang palsu dan cek kosong yang beredar selama Pemilu 2004. Kita sudah punya mekanisme untuk itu, katanya ketika ditemui usai acara seminar perbankan syariah di Hotel Hilton, Jakarta, Kamis (18/3) sore. Untuk uang palsu, menurut Maulana, pihak BI sudah melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi yang mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dan mengenali ciri-ciri uang palsu. Ini sudah kita lakukan ke semua lapisan, bukan cuma perbankan saja, katanya. Bahkan, menurut Maulana, pihaknya sudah melakukan penyebaran informasi dan kewaspadaan terhadap peredaran uang palsu sampai ke sekolah-sekolah, mulai dari mengenali dan membedakan uang palsu dan asli, sampai melaporkan temuan kepada pihak yang berwajib. Kita memberikan penyuluhan kepada guru-guru dan para murid mulai dari SD sampai SMA, katanya. Adapun mengenai cek kosong yang juga disinyalir akan marak beredar, Maulana mengaku sudah mengingatkan kepada perbankan untuk meningkatkan kehati-hatian. BI sudah mengedarkan daftar hitam pemegang cek yang berisi data perusahaan dan orang yang biasanya mengeluarkan cek kosong, katanya. Adapun informasi dari BI sendiri menyebutkan bahwa temuan uang palsu yang beredar sepanjang Februari 2004 ini sudah mencapai 4.306 bilyet (lembar) dengan nilai Rp 317 juta. Sedangkan Januari 2004, BI menemukan uang palsu sebanyak 3.552 bilyet dengan nilai mencapai Rp 221 juta. Amal Ihsan Tempo News Room