TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai ekspor April 2012 mencapai US$ 15,98 miliar. Angka ini turun 7,36 persen bila dibandingkan dengan bulan lalu yang senilai US$ 17,26 miliar.
Pada April 2012, nilai ekspor Indonesia yang mencapai US$ 15,9 miliar juga turun 3,46 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. "Baik migas maupun nonmigas mengalami penurunan. Migas mengalami penurunan 3,56 persen dari US$ 3,49 miliar di Maret 2012 menjadi US$ 3,36 miliar. Sedangkan nonmigas turun dari US$ 13,77 miliar pada Maret menjadi US$ 12,62 miliar," ujar Kepala BPS Suryamin, di Jakarta 1 Juni 2012.
Dia menjelaskan, total ekspor dari Januari hingga April 2012 mencapai US$ 64,5 miliar atau naik sebesar 4,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor nonmigas tercatat US$ 51,15 miliar atau naik 2,25 persen year on year. "Dengan pembagian terbesar pada bahan bakar mineral sebesar US$ 9,29 miliar, lemak dan minyak hewan/nabati US$ 7,52 miliar," ujar dia.
Suryamin menyebutkan, negara tujuan ekspor terbesar Indonesia masih didominasi Cina dengan total nilai US$ 7,04 miliar. Yang kedua adalah Jepang sebesar US$ 5,74 miliar dan disusul Amerika Serikat US$ 4,8 miliar. Ekspor nonmigas ke ASEAN sebesar US$ 10,36 miliar atau 20,25 persen, dan Uni Eropa sebesar US$ 6,06 miliar atau 11,85 persen.
Berbeda dengan ekspor, kata Suryamin, terjadi kenaikan 11,65 persen dibandingkan April 2011, dari US$14,89 miliar menjadi US$ 16,62 miliar. Bila dibandingkan dengan Maret 2012, nilai tersebut juga naik sebesar 1,82 persen.
Impor migas menurun dari US$ 4 miliar menjadi US$ 3,99 miliar, atau sebanyak 0,59 persen. Sedangkan nonmigas naik 2,6 persen dari US$ 12,32 miliar menjadi US$ 12,64 miliar.
Adapun total impor Januari hingga April 2012 sebesar US$ 62,37 miliar atau naik 16,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk impor nonmigas, nilainya US$ 47,86 miliar atau naik 15,79 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan penyumbang terbesar berasal mesin dan peralatan mekanik senilai US$ 8,94 miliar, serta mesin dan peralatan listrik US$ 6,1 miliar.
Jika melihat dari negara, pangsa pasar impor terbesar dari negara Cina senilai US$ 9,09 miliar, Jepang US$ 7,72 miliar, dan Thailand US$ 3,57 miliar. Jumlah impor ketiga negara tersebut mencapai 42,58 persen. ASEAN senilai US$ 10,35 miliar dengan pangsa pasar 21,63 persen dan Uni Eropa sebesar US$ 4,24 miliar dengan pangsa pasar 8,87 persen.
NUR ALFIYAH
Berita terkait
Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
11 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
12 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaEkspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab
16 November 2023
Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.
Baca SelengkapnyaTerkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia
15 November 2023
Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional
15 November 2023
Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.
Baca SelengkapnyaJokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya
26 September 2023
Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.
Baca SelengkapnyaNilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.
Baca SelengkapnyaKinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai
20 Desember 2022
Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya
17 Oktober 2022
BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.
Baca SelengkapnyaBulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen
15 Juni 2022
Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya