Indofarma Targetkan Laba Bersih Rp 75 Miliar  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Mei 2012 14:59 WIB

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Indofarma, Djakfarudin Junus, menargetkan laba bersih perseroan tahun ini tembus hingga Rp 75 miliar. "Ini untuk memutuskan tradisi yang tidak bagus dari tahun-tahun sebelumnya," ujar dia di Jakarta, Selasa, 15 Mei 2012.

Ia menyatakan perseroan terus menunjukkan kinerja memuaskan. Pada triwulan I tahun lalu perseroan masih mengalami kerugian. Namun hingga triwulan 1 tahun ini perseroan berhasil mencacat angka penjualan hingga Rp 168,82 miliar atau naik dibanding penjualan tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 118, 88 miliar.

Pada tahun lalu pendapatan bersih perseroan minus 17,1 persen hingga mengalami kerugian sampai Rp 20 miliar. Namun tahun ini perseroan mulai mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 140 juta. "Kita ingin mengubah kebiasaan yang selalu merugi pada periode pertama menjadi untung," ujar dia.

Direktur Riset dan Pemasaran Indofarma Elfiano Rizaldi menambahkan hingga kini pasar terbesar perseroan masih didominasi sektor obat yang dijual bebas--over the counter (OTC), kemudian obat bermerrk (branded), dan terakhir generik. "Sektor OTC masih menjadi prioritas kami," tutur dia.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, menurut dia, tahun ini perseroan telah meneken kerja sama dengan Viva Generik untuk memacu penjualan obat generik. Tahap awal mitra perseroan berencana membuka secara bertahap hingga 25 apotek di wilayah Jawa Tengah. "Nanti kami kembangkan secara bertahap," katanya.

Tahun ini perseroan membidik penjualan naik 16.6 persen menjadi Rp 1,4 triliun dari realiasi penjualan tahun lalu Rp 1,2 triliun. Sedangkan laba usaha diharapkan tumbuh drastis sebesar 103,1 persen dari capaian 2011 sebesar Rp 36,92 miliar.

JAYADI SUPRIADIN







Advertising
Advertising

Berita terkait

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.

Baca Selengkapnya