Ekspor Ikan ke Eropa Kian Sulit  

Reporter

Editor

Senin, 7 Mei 2012 17:46 WIB

Seorang nelayan mengatur hasil tangkapannya di Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta, (22/10). Penangkapan ikan para nelayan mengalami penurunan akibat ombak tinggi serta angin kencang. TEMPO/Tri Handiyatno

TEMPO.CO, Jakarta - Persyaratan ekspor produk perikanan ke Uni Eropa dianggap semakin sulit. Ini membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kesulitan menggenjot nilai ekspornya.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut Parulian Hutagalung mengatakan, negara-negara Uni Eropa mensyaratkan produk ekspor harus memiliki sertifikat keberlanjutan terhadap lingkungan. Ini berlaku untuk produk ekspor perikanan dari hasil tangkapan laut atau budidaya.

Salah satu persyaratan, ikan yang masuk ke Uni Eropa tidak boleh berasal dari penangkapan ilegal. Uni Eropa memiliki database untuk melakukan pengecekan terhadap kapal yang masuk ke suatu negara bekerja sama dengan lembaga konservasi untuk memeriksa perizinannya.

Adapun untuk ikan hasil budidaya, tidak boleh mengandung residu antibiotika karena menyangkut keamanan pangan. Jaminan ini harus dilaporkan melalui sertifikat khusus yang disampaikan tiap dua tahun sekali.

“Persyaratannya makin rumit, terutama penangkapan dari laut dimana perusahaan harus sudah masuk program sertifikasi sustainabilty. Proses ini panjang,” kata Saut dalam konferensi pers soal ekspor ikan, di kantor KKP, Jakarta, Senin, 7 Mei 2012.

Untuk bisa memenuhi syarat masuk produk ekspor perikanan ke Uni Eropa, katanya, pemerintah mendorong perusahaan mendapat sertifikat yang dimaksud. Saat ini, setidaknya ada empat jenis ikan yang sedang dalam proses sertifikasi, yaitu cakalang, kakap merah, kerapu, dan rajungan.

“Empat ini sekarang dalam proses sertifikasi, sudah tiga tahun lebih belum lolos, tapi terus kami usahakan,” katanya.

Secara umum, lanjutnya, produk perikanan yang masuk ke Uni Eropa harus memiliki mutu tinggi, seperti bebas dari logam berat dan terjaga kebersihannya. Jika melanggar, maka approval number perusahaan bisa dicabut dan barang akan dikembalikan ke negara pengirim.

“Di Uni Eropa, meskipun pasarnya mulai melemah, tetapi standar persyaratannya naik. Dan setiap negara pengekspor berusaha memenuhinya karena berarti standar makin baik dan bisa diterima di negara lain kalau ditolak di Uni Eropa,” katanya.

Dia menyebutkan, tahun ini KKP memasang target nilai ekspor US$ 3,6 miliar atau naik dari tahun lalu yang tercapai US$3,5 miliar. Pasar ekspor utama produk perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Ketiga pasar ini menguasai 65-70 persen nilai ekspor Indonesia. Sisanya 12 persen ekspor ke ASEAN dan Asia minus Jepang, yaitu Cina, Hongkong, Taiwan, dan Korea sebesar 11 persen.

“Karena ekspor ke tiga kawasan utama ini yang terbesar, maka harus kami amankan lebih dahulu agar tercapai target ekspornya. Ke depan kami akan mencoba memasarkan produk pengalengan ikan,” ujarnya.

Nilai ekspor khusus ke Uni Eropa tahun ini ditargetkan mencapai US$ 500 juta. Nilai ini meningkat dibanding tahun lalu (2011) yang nilainya US$ 460 juta dengan volume sebanyak 102.300 ton. Sedangkan pada 2010 pencapaian ekspor ke Uni Eropa 80.400 ton dengan nilai US$ 331 juta.

ROSALINA

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

7 Mei 2024

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 Mei 2024

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

25 April 2024

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

22 April 2024

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

22 April 2024

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

22 April 2024

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

22 April 2024

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

22 April 2024

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

21 April 2024

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya