TEMPO.CO, Canberra - Konsumen Indonesia meningkatkan perhatian pada kualitas gandum asal Australia. Sebab, produk Australia dinilai tidak sama dengan standar yang dijanjikan pada kontrak asli.
Presiden Federasi Pertanian Nasional Australia Jock Laurie mengatakan importir Indonesia mengangkat isu ini sejak bulan lalu. Laurie mendengar kabar tersebut saat kunjungan untuk pembicaraan mengenai pasar di Indonesia.
Saat itu, Laurie datang bersama Menteri Perdagangan Australia Craig Emerson dan Menteri Pertanian Federal Joe Ludwig. Forum tersebut juga dihadiri oleh pejabat pemerintahan dan industri. "Jika isu ini diangkat pada forum pertemuan antara Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian, maka ini sesuatu yang cukup signifikan," kata Laurie seperti dikutip Farmonline pada Senin, 2 April 2012.
"Apa yang mereka beli bukan yang mereka dapatkan dan harus ada yang dilakukan atas hal ini," kata dia.
Berdasarkan data Wheat Exports Australia (WEA), Indonesia adalah pasar ekspor yang besar bagi Australia dalam tujuh tahun terakhir. Rata-rata besaran ekspornya mencapai 2,5 juta ton per tahun.
Laporan petani pada WEA untuk periode 2010-2011 menyebutkan Australia mengekspor 18,5 juta ton. Sembilan belas eksportir terakreditasi mengapalkan gandum ke 36 negara.
Indonesia termasuk 10 besar pasar tujuan ekspor gandum Australia. Jumlah gandum yang dikirim ke Indonesia mencapai 3,5 juta ton, hampir sepertiga dari jumlah yang dikirim ke 10 pasar terbesar itu.
Pada periode 2012-2013, ekspor gandum Australia diperkirakan tetap stabil. Besaran ekspor diprediksi mencapai 21 juta ton dari target hasil panen 26 juta ton.
Laurie mendesak para eksportir lebih mengontrol kualitas produknya. Dia menyebut, Indonesia hanya mengangkat isu kualitas ekspor gandum Australia. Tidak ada keluhan tentang jenis produk biji-bijian lainnya.
Namun, industri Australia sekarang punya rantangan untuk menghadapi isu tersebut. Pelaku industri juga harus menjaga kualitas ekspor dengan pengelolaan yang lebih teliti dan efektif untuk semua tujuan pasar.
FARMONLINE | EKA UTAMI APRILIA
Berita terkait
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
19 jam lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
3 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
5 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
6 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
16 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
28 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun
30 hari lalu
Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
31 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian
39 hari lalu
Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur
Baca SelengkapnyaDedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara
43 hari lalu
Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.
Baca Selengkapnya