TEMPO.CO, New York - Harga komoditas minyak turun pada perdagangan minyak semalam, 12 Maret 2012, karena investor terkejut terhadap besarnya defisit perdagangan Cina pada Februari kemarin. Lokomotif pertumbuhan global, Cina, kini mengalami defisit sehingga dapat memberikan implikasi turunnya permintaan akan minyak.
Harga minyak untuk kontrak April turun US$ 1,06 (1 persen) menjadi US$ 106,34 per barel di bursa komoditas New York (NYMEX) semalam. Ini merupakan penurunan harga minyak setelah menguat 3 persen dalam tiga sesi sebelumnya, termasuk penguatan 0,8 persen Jumat lalu akibat membaiknya laporan tenaga kerja Amerika Serikat sehingga memicu kenaikan konsumsi bahan bakar.
Di pasar Asia pagi ini, harga minyak berhasil menguat 59 sen (0,55 persen) menjadi US$ 106,93 per barel.
Pasar saham global kini mencermati pada perkembangan ekonomi Cina setelah Negeri Tirai Bambu itu mengalami defisit perdagangan US$ 31,48 miliar pada Februari lalu. Berbanding terbalik dengan Januari yang mengalami surplus US$ 27,28 miliar.
“Cina saat ini merupakan mesin pertumbuhan Asia maupun dunia sehingga akan mempengaruhi permintaan akan minyak,” kata Kyle Cooper, Direktur Manajer IAF Advisors di Houston. “Setiap kelambatan di Cina benar-benar akan merugikan harga minyak.”
Melambatnya perdagangan Cina ini disebabkan distorsi musiman serta melemahnya permintaan ekspor negara tersebut. Ekspor Cina tumbuh di bawah perkiraan, sedangkan impornya naik lebih tinggi dari ekspektasi para ekonom, terutama meningkatnya impor minyak mentah selama sebulan.
Para manajer keuangan menjadi lebih pesimistis terhadap prospek harga minyak. Mereka mulai melepas posisi belinya pada komoditas minyak, menurut data Komisi Komoditas Berjangka AS, Jumat lalu.
“Ini merupakan pertama kalinya telah berkurang dalam lima minggu, menurut analis dari Commerzbank dalam catatannya kemarin. Terbukti harga minyak telah mencapai batas atasnya dan investor melakukan aksi ambil untung selagi masih bisa.”
Sebagian analis mengatakan tidak mungkin investor keluar dari komoditas minyak dalam skala besar di tengah berkurangnya pasokan minyak Iran.
Harga bensin untuk kontrak bulan April juga turun 1 sen (0,3 persen) menjadi US$ 3,32 per galon. Minyak pemansa untuk antaran bulan April juga melemah 2 sen menjadi US$ 3,24 per galon.
Demikian pula harga gas alam berjangka untuk kontrak bulan April juga tergelincir 5 sen (2,4 persen) menjadi US$ 2,27 per mBtu, yang merupakan penutupan terendahnya dalam 10 tahun terakhir. Rendahnya ekspektasi permintaan di awal musim semi serta berlimpahnya pasokan membuat harga gas terpuruk.
Harga emas untuk kontrak bulan April juga turun US$ 11,7 (0,68 persen) menjadi 1.699,8 per troy ounce. Namun di pasar elektronik Asia pagi ini berhasil menguat US$ 5,7 (0,34 persen) menjadi US$ 1.705,5 per troy ounce.
MARKETWATCH | VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
9 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
9 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
10 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
10 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya