TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dinilai terlalu mengutamakan strategi program jangka pendek dalam mengambil kebijakan sektor pertanian. Padahal, petani perlu dilindungi dalam jangka panjang untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan. “Pemerintah harus membuat program-program yang lebih sustainable,” kata pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, di Jakarta, Senin, 5 Maret 2012.
Menurut Khudori, infrastruktur pertanian berjangka panjang diperlukan guna mendorong sektor ini. Misalnya, perbaikan dan membangun irigasi baru. Saat ini, lebih dari 50 persen infrastruktur irigasi yang dikelola pemerintah daerah maupun pusat telah rusak. Sehingga tidak ada jaminan pasokan air. "Ini persoalan besar. Bisa mengancam usaha tani,” kata dia.
Pemerintah juga harus memperhatikan kondisi hulu daerah tangkapan air atau hujan yang dinilai sudah kritis. Daerah Aliran Sungai (DAS) pun perlu diberi perhatian. Dari 156 DAS yang ada di Pulau Jawa, hanya 10 yang masih terdapat tutupan lahannya (masih ada kawasan hutan lebat).
Tekonologi untuk meningkatkan produktivitas juga perlu terobosan supaya angka produksi terdongkrak secara signifikan. “Masih stagnan. Perlu nilai tambah dari produktivitas yang rendah ini." Persoalan produktivitas inilah yang menyebabkan kemiskinan masih banyak terdapat di sektor pertanian.
ROSALINA
Berita terkait
Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian
2 hari lalu
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi
6 hari lalu
Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar
Baca SelengkapnyaPengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia
8 hari lalu
Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi
11 hari lalu
PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.
Baca SelengkapnyaKemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
11 hari lalu
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.
Baca SelengkapnyaErupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian
22 hari lalu
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaGoogle Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India
33 hari lalu
Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun
36 hari lalu
Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
36 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian
45 hari lalu
Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur
Baca Selengkapnya