TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya aliran dana asing ke bursa domestik seiring dengan naiknya indeks saham ke level 4.000 mendorong apresiasi rupiah akhir pekan ini. Nilai tukar rupiah di pasar uang, Jumat 2 Maret 2012, ditutup di level 9.088 per dolar atau menguat 13 poin (0,14 persen) dari posisi sehari sebelumya.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tonny Mariano, mengatakan positifnya aktivitas di bursa saham memberikan sentimen positif bagi rupiah. Namun menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia membuat apresiasi mata uang lokal agak terbatas.
Ekspektasi tingginya inflasi akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sempat menekan rupiah. Bila harga BBM jadi dinaikkan, dampak terhadap inflasi bisa 1-2 persen dari target sebelumnya.”Tingkat inflasi tahun ini 5,5 persen hingga 6,5 persen cukup mungkin," ujar Tony.
Ancaman tingginya inflasi menutup peluang Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunganya, dan BI Rate akan tetap bertahan di 5,75 persen. Dengan begitu imbal hasil berinvestasi dalam mata uang rupiah masih cukup menarik bila dibandingkan dengan suku bunga The Fed dan suku bunga yen Jepang mendekati 0 persen. Demikian pula dibandingkan dengan berinvestasi di kawasan Eropa yang sangat berisiko saat ini.
Mata uang regional bergerak beragam hari ini. Won Korea Selatan menguat 0,9126 poin ke 1.1115,61 per dolar AS, dolar Singapura 0,0009 poin menjadi 1,2491, peso Filipina naik 0,1553 poin menjadi 42,6948.
Adapun baht Thailand melemah 0,03 poin ke 30,53, ringgit Malaysia terkoreksi 0,003 poin ke 3,0045, serta rupee India juga tertekan 0,293 poin menjadi 49,5137 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
2 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
3 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
5 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
5 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
5 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaPeneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237
6 hari lalu
Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
6 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung
6 hari lalu
Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok
9 hari lalu
Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.
Baca Selengkapnya