TEMPO.CO, Riyadh - Harga minyak mentah melonjak mendekati level tertinggi dalam 43 bulan terakhir. Kenaikan ini disebabkan adanya laporan ledakan pipa minyak di Arab Saudi oleh media Iran.
"Pergerakan ini terjadi akibat kegugupan pasar," kata Gene McGillan, analis dan pialang Tradition Energy, di Stamford, Connecticut, dalam laman bbc.co.uk, Jumat, 2 Maret 2012.
Harga minyak mentah Brent naik sebesar US$ 5,74 ke angka US$ 128,40 per barel pada perdagangan Kamis malam di New York. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2008. Pada 2008, harga minyak sejenis diperdagangkan di angka US$ 148 per barel.
Namun harga sedikit berkurang setelah para pejabat Saudi membantah laporan ledakan itu. Minyak mentah jenis Brent kemudian diperdagangkan pada level US$ 125,86 per barel di bursa perdagangan Asia, Jumat, 2 Maret 2012. Untuk jenis light sweet crude diperdagangkan pada US$ 108,92 per barel.
Harga minyak telah meningkat sejak awal tahun ini di tengah kekhawatiran atas ketegangan antara Iran dan Barat terkait program nuklir Iran. AS telah menjatuhkan sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran, sedangkan Uni Eropa telah mengumumkan larangan impor minyak Iran.
Sebagai balasan, Iran melontarkan ancaman akan memblokade jalur pengiriman minyak melalui Selat Hormuz apabila negara-negara Barat menerapkan embargo ekspor minyak dari Iran.
Para analis mengatakan masalah Iran telah menciptakan ketidakpastian pasokan minyak dan memicu ketakutan lebih lanjut.
AS telah berusaha untuk meyakinkan negara-negara Barat untuk mengurangi impor minyak Iran guna menekan Teheran. Awal tahun ini, Menteri Keuangan AS Timothy Geithner mengunjungi Cina dan Jepang untuk menggalang dukungan terhadap sanksi AS.
Iran, produsen minyak kelima terbesar di dunia, telah berjuang untuk menjual minyak mentahnya dalam menghadapi pengetatan sanksi AS dan embargo Uni Eropa.
BBC | REUTER | ANANDA PUTRI
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
2 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
9 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
9 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
10 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
10 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya