TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Internet raksasa Cina, Alibaba Group Holding Ltd, akan menandatangani dokumen fasilitas pinjaman senilai US$ 3 miliar (sekitar Rp 26,83 triliun) dengan enam bank pada pekan ini. Demikian diungkapkan seseorang yang mengetahui persoalan itu, seperti dikutip kantor berita Bloomberg, Kamis, 16 Februari 2012.
Pertemuan untuk membahas finalisasi persyaratan pembiayaan diadakan di Hong Kong kemarin dan berlanjut hari ini.
Keenam bank--Australia dan New Zealand (ANZ) Banking Group Ltd, Credit Suisse Group AG, DBS Bank Ltd, Deutsche Bank AG, HSBC Holdings Plc, dan Mizuho Corporate Bank Ltd--mengatur pinjaman dan bisa memasarkannya kepada bank lain dalam sindikasi umum. Bank-bank itu telah meminta persetujuan internal untuk mengucurkan kredit berjangka waktu tiga tahun, dengan imbal hasil 4 persen.
Alibaba meminjam dana demi memanfaatkan peluang membeli kembali saham Yahoo! Inc. Saat ini, kepemilikan Alibaba Group di Yahoo! sebesar 40 persen.
Manajemen Yahoo! berupaya melonggarkan kas, antara lain dengan "mengobral" saham kepada Alibaba Group. Hal itu dilakukan setelah Selasa lalu, perusahaan mengumumkan perombakan dewan. Direktur non-eksekutif, Roy Bostock, dan tiga lainnya mengatakan akan mengundurkan diri dari perusahaan akhir tahun ini.
Yahoo! mengoperasikan beberapa website yang paling ramai di bidang olahraga, berita, dan keuangan, tetapi raksasa Internet ini harus berjuang dalam beberapa tahun terakhir karena iklan--bisnis utama--menurun. Pesaing seperti Google Inc dan Facebook Inc membuat terobosan baru dalam iklan online yang menyebabkan pendapatan Yahoo! terkoreksi 21 persen tahun 2011 lalu.
RETNO S
Berita terkait
Di Tengah Seruan Boikot, McDonald's Umumkan Akuisisi Waralaba di Israel
24 hari lalu
McDonald's menjadi sasaran seruan boikot setelah restoran waralaba di Israel tersebut menawarkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel.
Baca SelengkapnyaBekas Dirut PT Bukit Asam Dituntut 19 Tahun Penjara, Ini Tanggapan Kuasa Hukum
44 hari lalu
Bekas Direktur Utama PT Bukit Asam dituntut 19 tahun bui di kasus akuisisi saham yang merugikan negara Rp 162 miliar.
Baca SelengkapnyaPPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi
46 hari lalu
PPATK dan KPPU memperkuat kerja sama penanganan kasus pencucian uang di transaksi merger dan akuisisi.
Baca SelengkapnyaSidang Akuisisi Kontraktor Tambang oleh PTBA, Saksi: SBS Sangat Layak Dibeli
26 Januari 2024
Sidang dugaan korupsi akuisisi kontraktor tambang oleh PTBA (PT Bukit Asam Tbk) berlanjut di PN Palembang. Konsultan beberkan rencana akuisisi.
Baca SelengkapnyaPLN Catat Penjualan Listrik di 2023 Tumbuh 5,32 Persen
15 Januari 2024
PT PLN (Persero) mencatat penjualan listrik pada 2023 mengalami kenaikan menjadi 285,23 terrawatt hour (TWh) atau tumbuh 5,32 persen year on year.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Akuisisi Time Warner oleh AOL, Sejarah Aksi Korporat Terbesar Dunia
10 Januari 2024
Time Warner yang saat itu merupakan rumah bagi Warners, HBO, CNN, TBS, Time Warner Cable, dan majalah Time diakuisisi AOL seharga US $ 182 miliar.
Baca SelengkapnyaTerkini: Profil Budi Waseso yang Sekarang Jadi Komisaris Utama SIG, Prajogo Pangestu Masih Orang Terkaya Indonesia
6 Desember 2023
Mantan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. atau SIG.
Baca SelengkapnyaTerkini: Erick Thohir Buka Suara soal Kabar Terbaru Vale, Kominfo Dapat Opini Wajar Dengan Pengecualian dari BPK
5 Desember 2023
Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal kabar terbaru soal divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (IDX: INCO).
Baca SelengkapnyaKartu Kredit Standard Chartered Bank Bakal Dialihkan ke Bank Danamon Pekan Ini
5 Desember 2023
Bank Danamon Indonesia akan merampungkan akuisisi bisnis ritel Standard Chartered Bank Indonesia pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaTikTok Dikabarkan Bakal Merger dengan GoTo, Ini Respons Menteri Teten
24 November 2023
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menanggapi soal kabar merger TikTok dengan PT GoTo Gojek Tokopedia.
Baca Selengkapnya