TEMPO.CO, Madiun - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menginginkan jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit di Indonesia ditambah. Pasalnya, lahan dan hasil perkebunan kelapa sawit sangat besar.
“Di Indonesia lahan perkebunan kelapa sawit jutaan hektare. Padahal setiap 20 hektare harus ada satu pabrik. Jadi masih diperlukan ratusan pabrik (pengolahan) kelapa sawit,” ujar dia saat wawancara di sebuah hotel di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu 14 Januari 2012.
Menurutnya ada sekitar 100 pabrik pengolahan kelapa sawit. Semua pabrik itu masih didominasi perusahaan asing. Dahlan menilai kurangnya pabrik ini menjadi peluang bisnis bagi perusahaan dalam negeri, termasuk BUMN.
Salah satu BUMN yang akan didorong membangun pabrik pengolahan kelapa sawit adalah PT Boma Bisma Indra (BBI). “Ini peluang bisnis bagi perusahaan seperti Boma Bisma Indra. Masak pabriknya mau impor terus (pabrik buatan perusahaan asing),” ujarnya.
Dahlan menargetkan Boma Bisma bisa memasarkan pabrik yang dibangun dan bekerja sama dengan berbagai perusahaan perkebunan kelapa sawit. Jadi hasil perkebunan mereka bisa diolah ke pabrik milik pemerintah itu.
“Boma Bisma Indra harus punya kemampuan engineering membuat pabrik kelapa sawit dan meyakinkan perusahaan perkebunan untuk mengolah kelapa sawitnya ke BBI, tidak ke luar negeri,” ujar dia menegaskan.
PT Boma Bisma Indra merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang produksi mesin dan alat-alat berat. Mesin dan alat berat itu biasa dipakai untuk keperluan industri, termasuk industri pengolahan minyak kelapa sawit.
Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat
56 hari lalu
Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.