TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengaruh yang kuat dari sentimen negatif global kembali membebani nilai tukar rupiah sehingga gagal melanjutkan penguatan. Dipertahankannya suku bunga BI Rate di level 6 persen, Kamis kemarin, mampu meredakan kekhawatiran para pelaku pasar dan rupiah berhasil menguat ke level 9.000 per dolar AS.
Dalam transaksi pasar uang hari ini, Jumat, 9 Desember 2011, nilai tukar rupiah ditutup pada level 9.050 per dolar AS, yang berarti kembali melemah 50 poin (0,56 persen) dari penutupan sehari sebelumnya.
Analis dari Treasury Bank BNI, Apressyanti Senthauri, menjelaskan, habisnya data ekonomi domestik setelah keluarnya data BI Rate membuat pergerakan rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa diperkirakan belum dapat menghasilkan solusi yang konkret untuk meredam krisis utang kawasan yang membuat euro kembali jatuh sehingga memicu supremasi dolar AS. Imbasnya, rupiah dan mata uang Asia lainnya melemah.
Masih adanya ruang bagi penurunan BI Rate seiring rendahnya ancaman inflasi membuat kekhawatiran para pelaku pasar untuk memegang rupiah masih tetap ada. Namun Bank Indonesia, yang mempertahankan BI Rate tetap di 6 persen, mampu meredakan kecemasan pasar. “Kemungkinan BI Rate akan kembali turun di triwulan pertama 2012,” kata Apressyanti.
Dolar Singapura sore ini ditutup melemah 0,34 persen, won Korea Selatan terdepresiasi 1,36 persen, peso Filipina turun 0,69 persen. Bath Thailand terkoreksi 0,47 persen, ringgit Malaysia 0,49 persen, dan yuan Cina juga melemah 0,02 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 jam lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaMasih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
3 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
6 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
6 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
6 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaPeneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237
7 hari lalu
Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
7 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung
7 hari lalu
Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca Selengkapnya