Bank Sentral Koreksi Kinerja Ekonomi Jepang  

Reporter

Editor

Kamis, 17 November 2011 08:58 WIB

Bank of Japan. Foto: google

TEMPO Interaktif, Tokyo - Bank sentral Jepang (Bank of Japan/ BOJ) mengeluarkan peringatan akan turunnya pertumbuhan ekonomi di akhir tahun. Pukulan telak pada sektor manufaktur akibat penguatan yen dan faktor eksternal menjadi penyebab melambatnya kinerja ekonomi Negeri Macan Asia.

Pernyataan BOJ ini ironis mengingat pada Senin lalu, Sekretariat Kabinet mengumumkan pertumbuhan ekonomi mencapai 1,5 persen kuartal III lalu. Angka ini naik dari sebelumnya, yang berada di bawah 1 persen. Pertumbuhan ini berpatokan pada pulihnya industri dalam negeri Jepang yang porak-poranda gara-gara gempa dan tsunami pada Februari lalu.

Tapi ternyata bank sentral punya asumsi lain. "Pertumbuhan akan melambat karena pengaruh kondisi ekonomi luar negeri," demikian pernyataan mereka, seperti dikutip BBC, Rabu, 16 November 2011.

Faktor luar negeri yang amat berpengaruh ialah krisis utang Eropa yang membuat ekspor Jepang ke benua itu mandek. Selain itu, banjir di Thailand telah menyumbat pasokan suku cadang yang diperlukan pada industri otomotif, primadona devisa negara tersebut.

Dari dalam negeri, hambatan yang muncul adalah menguatnya nilai tukar yen terhadap dolar Amerika. Akibat penguatan yen, nilai ekspor anjlok. Karena itulah, BOJ tetap mempertahankan suku bunga di level 0-0,1 persen untuk mendorong pertumbuhan. "Proyeksi ini menunjukkan bahwa BOJ lebih mewaspadai ancaman dari luar negeri," kata analis Meiji Yasuda Life Insurance Tokyo, Yuichi Kodama.

Saat ini, nilai yen masih terus menguat, sekurangnya 1 persen tiap pekan. Dalam perdagangan Rabu, nilai dolar Amerika mencapai 76,97 yen. Tingginya nilai yen ini menjadi sinyal buruk bagi eksportir. Karena itulah, pemerintah Jepang akan mengintervensi pasar mata uang tahun ini serta melakukan kebijakan lain untuk melemahkan yen.

Pelambatan laju pertumbuhan ekonomi pun dialami Jerman saat ini. Menteri Urusan Ekonomi, Phillip Roesler, kemarin mengumumkan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto hanya naik 0,5 persen di kuartal III. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai 0,2 persen, pertumbuhan hanya naik tipis.

Namun, Roesler meramalkan kondisi ini akan memburuk di akhir tahun seiring belum tuntasnya krisis utang di beberapa negara Eropa. Kinerja industri rata-rata anggota zona euro pun turun 2 persen. "Pasar masih dilanda kecemasan," ucapnya.

FERY FIRMANSYAH

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya