PT Antam Terbitkan Obligasi Berkelanjutan  

Reporter

Editor

Kamis, 10 November 2011 13:18 WIB

Gedung Aneka Tambang Unit Geomin. Tempo/Arnold Simanjuntak

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, menerbitkan obligasi berkelanjutan dengan target perolehan dana mencapai Rp 4 triliun. Obligasi berkelanjutan tersebut memiliki tingkat bunga tetap yang akan diawali dengan penerbitan obligasi Tahap I sebesar Rp 1,5 triliun. Ada dua seri yang akan ditawarkan, yaitu Seri A berjangka waktu tujuh tahun dan Seri B yang berjangka waktu 10 tahun.

"Indikasi tingkat bunga obligasi Seri A sebesar 8,375 persen hingga 9,125 persen. Sementara obligasi Seri B sebesar 9 persen hingga 9,750 persen," kata Presiden Direktur PT Deutsche Securities Indonesia, Agus Wicaksono, Kamis 10 November 2011, di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Masa penawaran awal obligasi tahap I tahun 2011 akan dilakukan pada 10-24 November, tanggal efektif 2 Desember, masa penawaran umum pada 6-9 Desember, tanggal penjatahan pada 12 Desember, tanggal distribusi secara elektronik pada 14 Desember, dan tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia pada 15 Desember.

Obligasi ini telah mendapat pemeringkatan dari Pefindo sebagai "idAA". Dari target maksimal perolehan dana yang Rp 4 triliun, setelah dikurangi biaya-biaya, di antaranya sekitar Rp 800 miliar (20 persen) akan digunakan untuk investasi rutin perseroan untuk menunjang kinerja operasional dan memelihara stabilitas produksi. Itu dilakukan dalam bentuk pembangunan prasarana dan pembangunan, serta pembelian mesin dan alat produksi.

Sedangkan sekitar Rp 3,2 triliun (80 persen) sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam rangka pembukaan tambang baru untuk operasi perseroan maupun sebagai pasokan bahan baku bagi proyek pengembangan yang diarahkan ke hilir.

Sementara dalam penawaran tahap I ini, sekitar Rp 450 miliar (30 persen) dari target perolehan dana akan digunakan untuk investasi rutin di unit-unit bisnis perseroan untuk menunjang operasional dan memelihara stabilitas produksi. Sedangkan sisanya sekitar Rp 1,05 triliun (70 persen) akan digunakan untuk pengembangan usaha, di antaranya untuk belanja modal, renovasi pabrik, ataupun pembukaan tambang.

"Apakah penawaran pada tahap ini akan ditingkatkan atau tidak, masih harus kami lihat dulu. Kalau permintaan lebih, bisa saja kami lakukan. Tapi kalau langsung sekaligus Rp 4 triliun, mungkin tidak," kata Direktur Utama Antam Alwinsyah Lubis.

EVANA DEWI

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya