TEMPO Interaktif, Bangkok — Bursa saham Asia hari ini melonjak tajam setelah Pemerintah Yunani membatalkan rencananya untuk melakukan referendum dan bank sentral Eropa (ECB) secara mengejutkan menurunkan suku bunganya.
Harga minyak juga naik di atas US$ 94 per barel seiring membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis. Dolar AS menguat terhadap euro, namun melemah terhadap yen.
Bursa Tokyo, Jumat, 4 November 2011 sore ini menguat 1,86 persen, bursa Hong Kong melonjak 3,07 persen, bursa Seoul menguat 3,13 persen, bursa Shanghai naik 0,81 persen, bursa Australia menguat 2,48 persen, serta bursa Singapura naik 1,71 persen.
Bursa Asia berhasil mampu berbalik arah positif setelah dalam empat hari sebelumnya terus turun. Pernyataan Perdana Menteri Yunani George Papandreou yang berencana melakukan pemungutan suara untuk melakukan penghematan anggaran memicu kejatuhan bursa Asia.
Kegelisahan investor tentang bagaimana Uni Eropa akan mengatasi krisis utang dan melambatnya perekonomian kawasan menjadi alasan yang kuat bagi keputusan bagi ECB memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 1,25 persen.
Pertumbuhan ekonomi Eropa diprediksikan akan melambat triwulan akhir tahun ini atau bahkan negatif. Namun, keputusan Papandreou membatalkan referendum meredakan kecemasan investor bahwa negara tersebut akan mengalami gagal bayar sehingga dapat merugikan pemegang saham obligasi Yunani.
“Pasar ekuitas bereaksi cukup positif dengan apa yang terjadi di Eropa,” kata Lee Kok Joo, Kepala Riset Phillip Securities di Singapura. “Sebenarnya masih banyak ketidakpastian dan pasar hanya bereaksi sesaat apa yang terjadi dari hari ke hari," tuturnya.
Perkembangan positif dari Eropa mampu mengirim indeks Dow Jones kembali berada di atas level 12.000 pada akhir perdagangan Kamis kemarin. Membaiknya data ekonomi juga ikut mendukung kenaikan harga saham di bursa Wall Street serta mampu meredakan kekhawatiran perekonomian AS kembali mengalami resesi.
Sore ini pukul 15.15 WIB, mata uang euro melemah 0,0017 poin (0,12 persen) menjadi US$ 1,3806. Yen Jepang juga melemah tipis 0,005 poin menjadi 78,623 per dolar AS. Hal ini membuat dolar AS terhadap enam mata uang utama naik 0,154 poin (0,2 persen) ke level 76,826.
AP | VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
6 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
11 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
43 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya