Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Kembali Turun

Reporter

Editor

Senin, 24 Oktober 2011 11:30 WIB

AP/ Francisco Seco

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, Indeks Yield Obligasi Pemerintah (IBPA-IGSYC) kembali berlanjut turun. Hal ini terlihat dari kurva yield (imbal hasil) obligasi yang menunjukkan bahwa dalam tenor jangka pendek naik lebih cepat dibandingkan dengan tenor jangka pajang (bear falttener).

Rata-rata imbal hasil tenor jangka pendek (1–4 tahun) naik 5,6 basis poin (bps), sedangkan untuk tenor jangka panjang (8–30 tahun) hanya naik tipis 0,2 bps. Sedangkan tenor menengah (5-7 tahun) malah bergerak turun 1,1 bps.

Adapun yield obligasi yang mengalami penurunan adalah untuk tenor 6-13 tahun, yakni antara 0,5 hingga 3,7 bps, yield untuk tenor 10 tahun juga turun 3,1 bps ke level 6,3695 persen. Sedangkan yang mencatat kenaikan adalah untuk tenor 2 tahun sebesar 8,4 bps ke level 5,1991 persen.

Data dari Indonesia Bond Pricing Agency (IPBA) menunjukkan bahwa harga obligasi Surat Utang Negara (SUN) seri benchmarch (patokan) semuanya turun pada rentang antara 7 sampai 51 bps. Obligasi Seri FR 0053 dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan yang paling dalam sebesar 50,9 bps ke level harga 113,7412.

Dalam laporan mingguannya, Corporat Secretary IBPA, Tumpal Sihombing, mengungkapkan, sentimen Eropa masih mewarnai pergerakan pasar di penutupan akhir pekan lalu. Belum adanya langkah konkret untuk menangani krisis Eropa menyebabkan pasar memilih bersikap wait and see (menunggu). “Padahal, sebelumnya berhembus kabar pimpinan Eropa akan menyediakan dana bailout (talangan) senilai US$ 13 triliun,” tuturnya.

Lembaga pemeringkat internasional, Standar & Poor’s, akhir pekan lalu mengungkapkan kemungkinan akan kembali memangkas peringkat utang satu level. Begitu juga dengan peringkat utang Italia, Irlandia, dan Portugal. Hal ini berimbas dengan naiknya harga emas sebesar 1,3 persen menjadi US$ 1.642,38 per troy ounce. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan 3 basis poin ke level 2,22 persen.

Hasil dari pertemuan pimpinan Eropa yang berlangsung Minggu kemarin memutuskan untuk menekan neraca bank sentral Uni Eropa (ECB) serta membahas mengenai cara memperkuat peranan IMF.

Volume perdagakan akhir pekan lalu meningkat 64,1 persen menjadi Rp 6,2 triliun, sedangkan frekuensinya turun 16,8 persen menjadi 311 kali. Obligasi Seri FR0058 menjadi obligasi pemerintah yang paling aktif diperdagangkan mencapai Rp 43,4 miliar dengan 42 kali transaksi. Dan obligasi subordinasi II Bank CIMN Niaga tahun 2010 (BNGA02SB) dengan tenor 9,17 tahun dengan rating AA (Idn) menjadi obligasi korporasi teraktif dengan nilai transaksi Rp 25 miliar dan ditransaksikan sebanyak 11 kali.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya