TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero tetap impor gas sebagai alternatif memenuhi kebutuhan gas pada pembangkit listrik. Meski mendapat tentangan dari pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mendatangkan gas dari luar negeri tak bisa dielakkan.
Menurut Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji, sejauh ini tidak ada larangan untuk impor gas. "Mengenai kapan, itu akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri," kata Nur Pamudji, Jumat, 21 Oktober 2011.
Ia menambahkan, sebenarnya impor gas merupakan salah satu alternatif cara untuk memenuhi kebutuhan gas nasional. Meskipun sebetulnya PLN tetap mengusahakan untuk mendapat gas domestik.
Nur Pamudji mengatakan belum diketahui besaran volume kebutuhan gas yang akan diimpor. "Jika diumumkan sekarang tidak elok. Begitu juga mengenai volume," katanya lagi.
Pihak PLN sangat membutuhkan pasokan gas yang cukup untuk pembangkit listriknya karena dinilai lebih efisien. Sementara pasokan gas dalam negeri hingga saat ini tidak ada kejelasan.
PLN telah melakukan penjajakan dengan beberapa negara penghasil gas, seperti Iran, Qatar, dan Australia. Adapun dengan Iran, negara ini baru bisa memasok gas untuk PLN pada 2013 dengan kapasitas awal 750 MMSCFD. "Harga gas dari Iran lebih murah dibanding Australia," katanya.
Sebelumnya, mantan Menteri Energi, Darwin Saleh, mengatakan bahwa sebaiknya PLN tak perlu mengimpor gas untuk pembangkitnya. Namun justru harus membangun infrastruktur gas agar mendapatkan akses. Ia malah menilai tidak ada kekurangan pasokan gas di dalam negeri, tapi soal aksesibilitas, mulai dari mengangkut dan mendistribusikan gas dari daerah yang surplus gas ke daerah defisit gas.
PHESI ESTER JULIKAWATI
Berita terkait
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki
3 menit lalu
Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.
Baca SelengkapnyaCuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton
1 hari lalu
Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.
Baca SelengkapnyaJadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai
1 hari lalu
Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?
Baca SelengkapnyaZulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri
1 hari lalu
Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.
Baca SelengkapnyaViral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..
2 hari lalu
Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?
Baca SelengkapnyaKemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor
3 hari lalu
Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen
4 hari lalu
Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya
4 hari lalu
Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura
4 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor
5 hari lalu
Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.
Baca Selengkapnya