Penyelesaian Krisis Eropa Kembali Buntu

Reporter

Editor

Jumat, 21 Oktober 2011 06:01 WIB

AP/Thomas Lohnes



TEMPO Interaktif, FRANKFURT: – Rencana untuk mengatasi krisis utang zona Euro terancam buntu. Hal ini bisa terjadi setelah pemimpin Prancis dan Jerman berselisih paham mengenai penyaluran dana talangan utang kawasan itu. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam kelangsungan pertemuan negara-negara Uni Eropa yang rencananya berlangsung 23 Oktober mendatang.

Kantor berita Reuters melaporkan, Presiden Prancis Nicholas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel meninggalkan rapat dadakan di Frankfurt Opera House tanpa berkomentar apa pun. Pertemuan yang berlangsung Rabu malam itu sedianya membicarakan penyelesaian mekanisme bailout untuk membantu negara di zona euro yang terimbas utang.

Perdana Menteri Luksemburg, Jean-Claude Juncker, yang juga hadir dalam pertemuan itu, hanya mengatakan rapat gagal mengatasi perbedaan kedua negara itu "Buntu, tapi kami masih terus rapat," kata dia.

Perselisihan antara Jerman dan Prancis didasari masalah efektivitas mekanisme fasilitas stabilitas keuangan Eropa (European Financial Stability Facility--EFSF) untuk negara yang dilanda utang, seperti Yunani. Prancis berpendapat cara paling efektif ialah menjadikan EFSF semacam bank yang bisa mengakses dana dari Bank Sentral Eropa (ECB).

Tapi usulan ini ditolak pemerintah dan bank sentral Jerman. Negara ini menginginkan EFSF menjadi semacam jaminan atas penjualan obligasi negara-negara yang dilanda utang.

Menteri Keuangan Prancis, Francois Baroin, mengatakan Jerman bahkan menolak pengucuran dana bantuan sebesar 440 miliar euro yang sebelumnya telah disepakati. "Semua orang tahu keengganan Jerman, tapi kami yakin usulan kami merupakan langkah yang paling efektif.”

Kini dunia tinggal menunggu perundingan lanjutan kedua negara yang rencananya digelar sebelum pertemuan tingkat tinggi negara-negara Eropa pekan depan. Presiden Bank Dunia Robert Zoellick pun kembali mendesak pemimpin Eropa untuk segera bersepakat mengenai pengucuran bantuan ini.

Sebelumnya, penyelesaian utang Eropa terhambat oleh sikap Slovakia yang menolak pengucuran bailout. Namun sikap itu berubah setelah pemerintah negara tersebut mendapat dukungan dari partai oposisi. Kini masalah baru malah muncul dari Jerman dan Prancis, yang sebelumnya telah padu.

Perselisihan Jerman dengan Prancis ini dinilai semakin merusak kepercayaan pasar. David Mackie, Kepala Ekonom JP Morgan Chase & Co, mengatakan gejolak pasar keuangan maupun pasar modal dunia akan bergantung pada pertemuan akhir pekan nanti. “Jika masalah ini belum diselesaikan, akan banyak yang kewalahan.”

FERY FIRMANSYAH

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya