Sumbangan Tambang Nonmigas Cuma 10 Persen

Reporter

Editor

Senin, 19 September 2011 18:39 WIB

Dua karyawan mengawasi peleburan biji nikel di pertambangan milik Aneka Tambang di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (30/3). REUTERS/Yusuf Ahmad

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penerimaan negara dari hasil tambang di luar minyak dan gas bumi dinilai masih terlalu rendah bahkan cenderung menurun. Dari target penerimaan sumber daya alam Rp 192 triliun, pertambangan umum hanya mampu menyumbang sekitar Rp 15,4 triliun.

"Atau hanya satu persen dari penerimaan negara secara keseluruhan walaupun Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan alam besar," kata Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri Indonesia Didik J. Rachbini di Jakarta, 19 September 2011.

Hal itu terjadi karena pertambangan non migas belum dilindungi pemerintah sehingga pengolahannya didominasi pihak asing. Padahal pengelolaan pertambangan non migas lebih murah karena ada di permukaan bumi dibanding dengan eksploitasi tambang migas.

Didik meminta pemerintah segera mengambil sikap tegas dalam melindungi sumber daya alam dalam negeri. Seperti memprioritaskan pengusaha dalam negeri dan melarang hasil tambang diekspor dalam bentuk mentah. “Mesti diolah terlebih dahulu," ujarnya.

Saat ini sebagian besar hasil tambang non migas diekspor dalam bentuk mentah. Bahkan, hampir seluruh produksi bauksit, biji nikel, feronikel, dan biji besi hampir diekspor dalam bentuk mentah. Tiap tahun produksi bauksit mencapai 15 juta ton, biji nikel 7 juta ton, dan feronikel 18 ribu ton.

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tatang Sabarudin mengatakan, pemerintah mendorong industri dalam negeri meningkatkan nilai tambah melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Selambat-lambatnya lima tahun sejak undang-undang tersebut diundangkan atau 2014, kebijakan tersebut wajib berlaku. Rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral dan batu bara pun telah diusulkan dalam master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Tapi, menurut Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Edward S. Pinem, pemerintah harus berhati-hati menghentikan ekspor bahan tambang mentah. "Harus ada pengawalan. Jangan sampai saat aturan diterapkan, industri hilir tidak siap untuk menyerap produksi industri yang telah dilarang diekspor itu," katanya.

AGUNG SEDAYU

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

13 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

14 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

27 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya