Pegadaian Optimistis Obligasi Bakal Terserap Habis

Reporter

Editor

Rabu, 14 September 2011 13:48 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan umum (Perum) Pegadaian optimistis obligasi berkelanjutan yang diterbitkan perusahaan akan terserap habis. "Kami sangat optimis. Kami rasa kami masih memberikan yield yang memadai bagi calon investor," kata Direktur Utama Pegadaian Suwhono, Rabu, 14 September 2011, di Hotel Kempinski, Jakarta.

Seperti diketahui, Pegadaian berencana untuk melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan I senilai Rp 2 triliun dengan tingkat bunga tetap dan/atau mengambang. Berdasarkan prospektus ringkas perusahaan yang dikutip kemarin, Selasa, 13 September 2011, obligasi tersebut akan diterbitkan secara bertahap.

Untuk tahap I, jumlah pokok obligasi yang ditawarkan maksimal senilai Rp 1 triliun. Dalam tahap tersebut akan ada delapan seri obligasi yang akan ditawarkan, di antaranya sebagai berikut,
1. seri A dengan jangka waktu 370 hari,
2. seri B dengan jangka waktu 2 tahun,
3. seri C dengan jangka waktu 3 tahun,
4. seri D dengan jangka waktu 4 tahun,
5. seri E dengan jangka waktu 5 tahun,
6. seri F dengan jangka waktu 7 tahun,
7. seri G dengan jangka waktu 10 tahun, dan
8. seri H ditentukan dengan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia.

Kupon bunga yang ditetapkan untuk seri A sekitar 6,25-7 persen, seri B sekitar 6,5-7,25 persen, seri C sekitar 6,75-7,5 persen, seri D sekitar 7-7,25 persen, seri E sekitar 7,25-8 persen, seri F sekitar 7,5-8,5 persen, seri G sekitar 8,5-9 persen, dan seri H dengan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia untuk jangka waktu lima tahun dengan memakai SBI 9 bulan ditambah 1 persen.

Sekitar 30 persen dari dana yang diperoleh dari penawaran Tahap I rencananya akan digunakan untuk modal kerja, khususnya ekspansi kredit usaha dalam rangka menyalurkan pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dan fidusia. Sementara sekitar 70 persen sisanya akan digunakan untuk menurunkan pinjaman perbankan.

Dalam rangka penerbitan obligasi tersebut, Pegadaian juga telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan rating 'AA+'. Dalam hal ini, penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT Bahana Securities dan PT Danareksa Sekuritas dengan PT Bank Mega Tbk sebagai wali amanat.

Direktur Investment Banking Bahana Securities Andi Sidharta mengatakan pihaknya sangat berhati-hati dalam menentukan range kupon obligasi berkelanjutan tersebut. Para penjamin juga sudah melakukan soft launching rencana tersebut kepada current investor yang menjadi pelanggan dan sejauh ini mendapat respons positif.

Obligasi tersebut juga diterbitkan dengan beberapa seri sehingga memberikan banyak pilihan bagi semua lapisan investor, baik institusi ataupun ritel. "Kami juga mengikuti konsensus para analis yang mengatakan bahwa tingkat bunga akan cenderung mengalami penurunan dalam beberapa waktu mendatang. Kami yakin obligasi ini akan habis diserap investor," kata Andi.

EVANA DEWI

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya