Pemanfaatan Bea Keluar Sawit Diminta Maksimal  

Reporter

Editor

Kamis, 8 September 2011 18:35 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO Interaktif, Jakarta - Petani kelapa sawit mengusulkan sejumlah program untuk memanfaatkan bea keluar semaksimal mungkin. Salah satunya, program peremajaan tanaman sawit seluas 1 juta hektare dengan kebutuhan dana Rp 28 juta per hektare.

“Sebenarnya lahan petani ada 3,8 juta hektare, tapi kami minta tahap pertama untuk 1 hektare dulu," ujar Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Asmar Arsyad ketika dihubungi, Kamis, 8 September 2011.

Dana tersebut cukup untuk penyediaan bibit baru hingga perawatan tanaman sampai tiga tahun pertama. Setelah itu, produktivitas tanaman bisa mencapai 35 ton per hektare per tahun dengan rendemen minyak sawit 26 persen.

Bea keluar sawit juga bisa ditujukan untuk membantu sertifikasi lahan petani. "Sebab, petani yang tidak punya sertifikat lahan kesulitan mengajukan kredit," ujarnya. Program ini sudah disampaikan kepada Kementerian Pertanian dan Badan Pertanahan Nasional.

Pemanfaatan bea keluar lainnya adalah dengan perbaikan infrastruktur dengan membangun jalan kecamatan yang menghubungkan kebun dengan pasar atau pelabuhan. "Program perluasan lahan dan pelatihan petani juga bisa memanfaatkan dana dari hasil pemanfaatan bea keluar," kata Asmar.

Bea keluar sejak 2008 yang mencapai Rp 50 triliun dinilai pasti cukup untuk program-program yang dibutuhkan untuk memperbaiki pertanian dan industri kelapa sawit.

Beberapa waktu lalu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia meminta pemerintah merevisi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK011/2011 tentang penetapan barang ekspor yang dikenai bea keluar dan tarif bea keluar. Beleid yang juga mengatur pajak ekspor sawit ini dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi.

Namun Menteri Keuangan Agus Martowardojo berkukuh tidak akan mengubah kebijakan tersebut. Senada sepenarian, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, malah menyarankan pengusaha mengusulkan program-program kepada pemerintah agar dana yang diperoleh dari bea keluar bisa dipakai untuk bantu petani.

"Itu lebih baik daripada mempermasalahkan besaran bea keluar," kata Deddy.

Lebih lanjut Asmar menyatakan, petani sebenarnya juga tidak setuju dengan aturan baru bea keluar yang bersifat progresif. “Kami ingin perhitungan bea keluar seragam dengan besaran 15 persen.”

Bea keluar yang ditetapkan secara progresif dinilai akan merugikan petani karena eksportir pasti tetap saja akan membebankan pajak kepada petani dengan mengurangi nilai pembelian tandan buah segar (TBS). "Setiap bea keluar naik 1 persen, harga TBS turun 0,14 persen dalam nilai dolar per ton," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menilai aturan lama yang memberlakukan penyamaan bea keluar pada produk hulu dan hilir CPO membuat investor enggan masuk di industri hilir CPO. Walhasil, utilisasi industri hilir kelapa sawit juga ikut rendah.

"Minyak goreng hanya 44 persen, biodiesel hanya 10 persen," katanya. Akibatnya, volume ekspor CPO dalam bentuk mentah masih tinggi. Dengan adanya aturan baru itu, investor diharapkan lebih terpacu untuk masuk di industri hilir CPO.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

34 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

36 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

43 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

43 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

45 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

45 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

54 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

55 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

56 hari lalu

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN

57 hari lalu

Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN

Prabowo Subianto mengatakan siap membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman kelapa sawit, hingga singkong

Baca Selengkapnya