Kepada Boediono, Blair Tanyakan Program Masterplan Ekonomi

Reporter

Editor

Selasa, 23 Agustus 2011 11:27 WIB

Wakil Presiden Boediono (kiri) menerima kunjungan mantan Perdana Menteri Kerajaan Inggris Tony Blair di Jakarta, (23/8). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair bertemu dengan Wakil Presiden Boediono dalam kunjungannya ke Indonesia. Blair sempat mempertanyakan perkembangan proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Menurut Blair, pengusaha Inggris memiliki minat yang cukup tinggi untuk ikut berperan dalam proyek itu. "Beliau sempat mempertanyakan apa prioritas Indonesia dan apa yang harus dilakukan investor asing," kata Deputi Sekretariat Wakil Presiden bidang Politik dan Luar Negeri Dewi Fortuna Anwar usai pertemuan Boediono dan Tony Blair di Kantor Wakil Presiden, Selasa 23 Agustus 2011.

Blair mengenakan kemeja lengan panjang warna putih didampingi Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning. Pertemuan berlangsung selama sekitar satu jam dan penuh kekeluargaan. Wakil Presiden Boediono didampingi Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto.

Saat ini Inggris memang sedang mencari ladang investor baru setelah terjadinya perlambatan ekonomi di negara maju. "Pembangunan di negara maju mengalami perlambatan," kata Dewi.

Boediono, kata Dewi, langsung menjelaskan proyek ini akan dijalankan sebagai pusat pertumbuhan, sehingga pemerintah tidak hanya membutuhkan financial capital, tapi juga intelectual capital. "Kita juga butuh transfer teknologi," kata Dewi mengutip pernyataan Boediono. Hal ini dengan memanfaatkan daya yang dimiliki, misalnya pariwisata, pertanian, tapi bisa membangun secara berkeseimbangan. Pengusaha Inggris meminati bidang minyak kelapa sawit (palm oil).

Mark pun mengeluhkan sejumlah aturan investasi di Indonesia yang masih banyak kekurangan. Hal itu menjadi salah satu catatan dari para pengusaha Inggris. Wapres pun sependapat dengan keluhan itu. "Wapres mengakuinya, pada zaman Orde Baru bisa dilakukan dengan paksa kehendak. Kalau sekarang harus ada pembahasan," katanya.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

24 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand

Baca Selengkapnya

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.

Baca Selengkapnya

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.

Baca Selengkapnya

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.

Baca Selengkapnya

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.

Baca Selengkapnya