Langkah BI Beli SBN Dinilai Tepat  

Reporter

Editor

Jumat, 12 Agustus 2011 09:27 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta - Langkah Bank Indonesia yang akan menggunakan cadangan devisa untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) dinilai tepat. "Rencana itu sudah benar karena berarti Bank Indonesia melakukan intervensi langsung di pasar valas dan SBN pada saat bersamaan," kata ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ikhsan kepada Tempo, Kamis malam, 11 Agustus 2011.

Seperti diketahui, Bank Indonesia menyatakan akan menyerap Surat Berharga Negara milik pemerintah. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran BI No.13/20/DPM tertanggal 8 Agustus 2011 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran BI No.12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 tentang Operasi Pasar Terbuka.

Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa Bank Indonesia dalam rangka Operasi Pasar Terbuka dapat melakukan absorpsi likuiditas dan atau injeksi likuiditas dengan menggunakan satu atau lebih instrumen. Tujuannya untuk mempengaruhi likuiditas di pasar uang maupun untuk menjaga ketersediaan instrumen operasi moneter. Menurut bank sentral, ini diperlukan dalam pencapaian sasaran operasional kebijakan moneter Bank Indonesia.

Salah satu instrumen yang akan saat ini akan dipakai oleh BI adalah melakukan transaksi penjualan valuta asing terhadap rupiah oleh Bank Indonesia dan transaksi pembelian SBN secara outright oleh Bank Indonesia.

Menurut Fauzi, selama ini penarikan modal asing secara mendadak dikhawatirkan akan berdampak pada pasar SBN. Harga SBN bisa anjlok tajam dan nilai rupiah juga mengalami hal yang sama. Dengan rencana tersebut, Bank Indonesia bisa langsung melakukan pembelian pada SBN sekaligus menyediakan dolar yang dibutuhkan oleh investor asing.

Langkah tersebut juga diharapkan bisa meredam kepanikan jika suatu waktu ada penarikan modal asing. Bank Indonesia juga bisa membangun inventory untuk pelaksanaan kebijakan moneter untuk selanjutnya. "Saat nanti investor asing mau menarik keluar dananya melalui penjualan SBN yang mereka miliki, mereka tidak perlu ke pasar dan tidak perlu membeli dollar ke pasar. Mereka cukup menjualnya kepada Bank Indonesia," lanjut Fauzi.

EVANA DEWI


Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

1 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

1 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

2 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya