TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar meminta agar kisruh penempatan dana investasi Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) ke lima manajer investasi segera dituntaskan. "Kalau itu memang ada masalah dan belum selesai, lebih baik dituntaskan," kata Mustafa usai acara penyerahan saham PT PT Pelayaran Bahtera Adiguna (PBA) ke PLN di Kementerian BUMN, Jumat, 5 Agustus 2011.
Kasus tersebut harus segera diselesaikan, sehingga tidak membebani manajemen perusahaan asuransi pelat merah tersebut. Dia pun meminta agar kasus diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. "Baik itu hubungannya dengan Bapepam maupun dengan sejumlah sekuritas. Kalau memang ada penyimpangan harus segera ditindak," ujarnya.
Dia mengakui tidak mengetahui sampai sejauh mana penyelesaian kasus Askrindo. Namun, jika dalam kasus tersebut terdapat pejabat atau oknum lain yang terlibat, menurutnya para oknum itu pun harus segera diproses. "Tentunya tidak ingin perusahaan juga mengalami kesulitan," katanya.
Sebelumnya Askrindo telah mengakui memasukkan dana ke lima manajer investasi, yakni Harvestindo Asset Management, Jakarta Investment, Jakarta Securities, Batavia Securities, dan Reliance Asset Management. Dana yang ditempatkan ke lima perusahaan itu pun sekitar Rp 500 miliar. Meski seperti itu, kepolisian tengah menelusuri kasus kesalahan penempatan dana investasi Askrindo. Kepolisian juga sudah memanggil kelima perusahaan investasi tersebut.
Meski tengah bermasalah, kinerja keuangan Askrindo mulai membaik pada semester pertama tahun ini dengan mencatat laba Rp 25 miliar. Sementara Juni tahun lalu masih merugi Rp 96 miliar. Dari laba itu usaha penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berkontribusi Rp 15 miliar dan usaha komersial sebesar Rp 10 miliar.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran
17 hari lalu
Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?
48 hari lalu
Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.
Baca SelengkapnyaPrabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk
55 hari lalu
Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.
Baca SelengkapnyaKredit Korporasi dan Komersial Kerek Aset Bank Mandiri, Terbesar Se-Indonesia
1 Februari 2024
Aset Bank Mandiri pada 2023 mencapai Rp 2.174 triliun. Ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi dan komersial.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji Semangat Kerja Nasabah PNM: Pengusaha Jangan Ngelentruk, Nglokro..
30 Januari 2024
Jokowi mengaku sangat senang melihat kredit macet permodalan yang terbilang lebih rendah dibanding temuan kredit macet perbankan.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Nelayan Capai Rp 878 Miliar, Ganjar-Mahfud Janji Bakal Diputihkan
28 Januari 2024
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengunjungi Kampung Nelayan Kurnia di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Kerja Sama ITB-Pinjol Danacita Sediakan Cicilan UKT Berpotensi Kredit Macet
26 Januari 2024
Cicilan UKT ITB via Pinjol Danacita berpotensi jadi kredit macet.
Baca SelengkapnyaKala Ganjar dan Mahfud Md Janji Bakal Hapus Kredit Macet Petani-Nelayan
26 Januari 2024
Pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud Md berjanji bakal menghapus kredit macet petani dan nelayan jika jadi pemenang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Janji Hapus Kredit Macet Petani dan Nelayan
26 Januari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md berjanji akan menghapus kredit macet petani dan nelayan.
Baca SelengkapnyaAkulaku Diberi Waktu hingga Juni untuk Perbaiki Bisnis Paylater
14 Januari 2024
OJK memberikan tambahan waktu kep Akulaku untuk mengambil sejumlah langkah perbaikan bisnis paylater hingga Juni 2024.
Baca Selengkapnya