TEMPO Interaktif, Jakarta - Forum Kelapa Indonesia (Fokpi) mendesak pemerintah menghentikan ekspor kelapa lantaran membuat pengusaha lokal kesulitan memperoleh bahan baku. "Kalau diteruskan pengusaha bisa gulung tikar," kata Bambang W. Koesoema, Ketua Dewan Penasihat Fokpi, di Jakarta, Rabu, 13 Juli 2011.
Anrizal Idrus, anggota hubungan internasional Fokpi, mengatakan produksi kelapa Indonesia mencapai 16 miliar buah per tahun. Dari jumlah itu sebanyak 2 miliar buah dikonsumsi untuk rumah tangga. Sedangkan yang diekspor 1 miliar per tahun.
Sementara itu, sebanyak 85 perusahaan pengolahan lokal membutuhkan 24,5 miliar buah setiap tahun, sehingga terjadi kekurangan 11,5 miliar buah per tahun.
Fahmi Idris, Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang Indonesai, menilai catatan itu menunjukkan pengusaha tetap kekurangan stok, walau kebijakan ekspor kelapa disetop. "Apalagi kalau diekspor. Kami sangat prihatin," kata dia.
Fahmi menambahkan pemerintah bisa saja tidak menghentikan ekspor, tapi eksportir dibebani pajak 30 persen. Ia tengah membuat konsep beban pajak ekspor untuk diusulkan ke pemerintah. "Kami harap penyetopan ekspor atau beban pajak ini segera diterapkan," katanya.
Bambang menambahkan, catatan ekspor kelapa sebanyak 1 miliar buah itu hanya jumlah yang bisa dideteksi. Ia menduga jumlah ekspor kelapa mencapai 2 miliar per tahun. "Karena ada sejumlah daerah yang membuat pelabuhan ekspor sendiri," ujarnya.
Ia menganggap kondisi tersebut terjadi akibat lemahnya pengawasan pemerintah. Bambang berharap pemerintah segera membentuk tim pengawasan untuk memantau peredaran eksportir di daerah. "Jangan cuma jago ngomong di Jakarta," tutur dia.
TRI SUHARMAN
Berita terkait
Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi
16 jam lalu
Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.
Baca SelengkapnyaErick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23
20 jam lalu
Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.
Baca SelengkapnyaKPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin
4 hari lalu
Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU
Baca Selengkapnya37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai
4 hari lalu
Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.
Baca SelengkapnyaEkspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu
7 hari lalu
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral
8 hari lalu
Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak
12 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.
Baca SelengkapnyaBos Kadin Ingatkan Pemerintah untuk Patuhi Disiplin Fiskal: Kalau Tidak, Bahaya..
17 hari lalu
Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyatakan penyusunan RAPBN harus dilakukan secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga wajib mematuhi disiplin fiskal.
Baca SelengkapnyaKadin Ingatkan Pengusaha Transparan jika Tak Sanggup Bayar THR: Harus Ada Komunikasi dan Interaksi
19 hari lalu
Ketua Kadin Arsjad Rasjid menyebut pengusaha harus transparan jika tak dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pekerja.
Baca SelengkapnyaTerkini: Setelah 'Tuyul' dan Pertalite Dicampur Air Ada Apa Lagi di SPBU Pertamina?, KAI Operasikan KA Argo Bromo Anggrek New Generation
31 hari lalu
Kecurangan di SPBU Pertamina kembali terungkap. Setelah switch dispenser untuk kurangi takaran yang disebut tuyul dan Pertalite dicampur air, kini....
Baca Selengkapnya